Hari raya untuk memuja Saraswati dilakukan setiap 210 hari yaitu setiap hari Sabtu Umanis Watugunung. Besoknya, yaitu hari Minggu Paing wuku Sinta adalah hari Banyu Pinaruh yaitu hari yang merupakan kelanjutan dari perayaan Saraswati. Perayaan Saraswati berarti mengambil dua wuku yaitu wuku watugunung (wuku yang terakhir) dan wuku Sinta (wuku yang pertama). Pada hari Sabtu wuku Watugunung itu, semua pustaka terutama Weda dan sastra-sastra agama dikumpulkan sebagai lambang stana pemujaan Dewi Saraswati. Di tempat pustaka yang telah ditata rapi dihaturkan upacara Saraswati. Upacara Saraswati yang paling inti adalah banten (sesajen) Saraswati, daksina, beras wangi dan dilengkapi dengan air kumkuman (air yang diisi kembang dan wangi-wangian). Banten yang lebih besar lagi dapat pula ditambah dengan banten sesayut Saraswati, dan banten tumpeng dan sodaan putih-kuning. Upacara ini dilangsungkan pagi hari dan tidak boleh lewat tengah hari.
Menurut keterangan lontar Sundarigama tentang Brata Saraswati, pemujaan Dewi Saraswati harus dilakukan pada pagi hari atau tengah hari. Dari pagi sampai tengah hari tidak diperkenankan membaca dan menulis terutama yang menyangkut ajaran Weda dan sastranya. Bagi yang melaksanakan Brata Saraswati dengan penuh, tidak membaca dan menulis itu dilakukan selama 24 jam penuh. Sedangkan bagi yang melaksanakan dengan biasa, setelah tengah hari dapat membaca dan menulis. Bahkan di malam hari dianjurkan melakukan malam sastra dan sambang samadhi.
Besoknya pada hari Radite (Minggu) Paing wuku Sinta dilangsungkan upacara Banyu Pinaruh. Kata Banyu Pinaruh artinya air ilmu pengetahuan. Upacara yang dilakukan yakni menghaturkan laban nasi pradnyam air kumkuman dan loloh (jamu) sad rasa (mengandung enam rasa). Pada puncak upacara, semua sarana upacara itu diminum dan dimakan. Upacara lalu ditutup dengan matirtha.
Dalam upacara atau hari raya Saraswati, bagi umat Hindu di Indonesia, upacara dihaturkan dalam tumpukan lontar-lontar atau buku-buku keagamaan dan sastra termasuk pula buku-buku ilmu pengetahuan lainnya. Bagi umat Hindu di Indonesia aksara yang merupakan lambang itulah sebagai stana Dewi Saraswati. Aksara dalam buku atau lontar adalah rangkaian huruf yang membangun ilmu pengetahuan aparawidya maupun parawidya. Aparawidya adalah ilmu pengetahuan tentang ciptaan Tuhan seperti Bhuana Alit dan Bhuana Agung. Parawidya adalah ilmu pengetahuan tentang sang pencipta yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu di Indonesia - juga di Bali - tidak ada pelinggih khusus untuk memuja Saraswati yang di Bali diberi nama lengkap Ida Sang Hyang Aji Saraswati.
Gambar atau patung Dewi Saraswati yang dikenal di Indonesia berasal dari India. Dewi Saraswati ada digambarkan duduk dan ada pula versi yang berdiri di atas angsa dan bunga padma. Ada juga yang berdiri di atas bunga padma, sedangkan angsa dan burung meraknya ada di sebelah menyebelah dengan Dewi Saraswati. Tentang perbedaan versi tadi bukanlah masalah dan memang tidak perlu dipersoalkan. Yang terpenting dari penggambaran Dewi Saraswati itu adalah makna filosofi yang ada di dalam simbol gambar tadi. Dewi yang cantik dan berwibawa menggambarkan bahwa ilmu pengetahuan itu adalah sesuatu yang amat menarik dan mengagumkan. Kecantikan Dewi Saraswati bukanlah kemolekan yang dapat merangsang munculnya nafsu birahi.
Manifestasi Dewi Saraswati
Saraswati secara etimologi berasal dari kata Saras dan Wati. Saras artinya sesuatu yang mengalir, ucapan . Wati artinya yang memiliki atau mempunyai. Jadi Saraswati berarti sesuatu yang mempunyai sifat mengalirkan sumber pengetahuan dan kebijaksanaan.
Dewi saraswati merupakan sakti dari dewa brahma , dalam hindu Saraswati merupakan personifikasi Hyang Widhi dalam pencitaan sebagai sakti Dewa Brahma. Didalam Weda, Dewi Saraswati disebut sebagai Dewi kebijaksanaan dan dewi sungai. Dalam Purnama dan Itihasa-lah Dewi Saraswati disebut-sebut sebagai sakti dari brahma. Kata Saraswati berasal dari urat kata Sanskerta ‘sr’ , yang berarti mengalir . Dalam Rg weda V.75.3, beliau disebut sebagai Dewi Sungai, disamping Gangga, Yamuna , susoma, dan lain-lain. Ia digambarkan sebagai wanita cantik berkulit putih bersih , merupakan perlambang bahwa ilmu pengetahuan suci akan memberikan keindahan dalam diri. Perilakunya lemah lembut, busana putih gemerlap dikenakan-Nya, terkesan sopan, menunjukkan bahwa pengetahuan suci akan membawa para pelajar pada kesehajaan.
Saraswati dapat di gambarkan duduk atau berdiri diatas bungai teratai ,dimana teratai ini melambangkan kesucian , dan juga terdapat angsa yang merupakan wahana atau kendaraan suci dari-Nya, yang mana angsa tersebut adalah lambing kebijaksanaan . selain itu dalam penggambaran sering juga terlukis burung merak yang bermakna kewibawaan . beliau juga di gambarkan bertangan 4 dimana memegang :
a. Keropak yang terletak pada tangan kanan bagian belakang yang merupakan lambing sumber ilmu pengetahuan yang suci, yang mengandung tuntutan untuk bekal kehidupan mahluk di dunia sepanjang masa. Di balik gambar keropak tersimpan pesan bahwa Tuhan adalah sumber segala macam pengetahuan , juga mengandung pesan bahwa seluruh pengetahuan adalah suci, karena itu perlu dijaga dan digunakan sesuai dengan fungsinya.
b. Vina (kecapi) yang terletak pada tangan kiri bagian depan yang merupakan alat music ang melambangkan ilmu pengetahuan itu sebagai seni budaya yang agung sehingga semakin ilmu pengetahuan itu di plajari akan semakin mengasikkan. Dalam vina juga terkandung maksud bahwa ilmu pengetahuan spiritual,sains,dan teknologi harus mampu memancarkan vibrasi yang estetis atau yang indah sehingga menjadi sumber inspirasi pengembangan ilmu.
c. Genitri terletak pada tangan kiri bagian belakang , yaitu berupa mata rantai yang tidak ada putus-putusnya sehingga ilmu pengetahuan tersebut tidak ada habis-habisnya untuk di pelajari Di balik gnitri tersimpan pesan bahwa segala ilmu pengetahuan harus saling memperkaya sehingga setiap cabang ilmu pengetahuan akan saling melengkapi satu sama lain.
d. Teratai , merupakan atribut yang terletak pada tangan kanan bagian depan merupakan symbol ilmu pengetahuan yang suci , dimana bunga teratai tersebut dapat hidup dalam lumpur tang kotor namun bunganya tetap tegak dan berada diatas dan tidak dicampur oleh kotoran lumur itu. Juga dapat berarti bahwa ilmu pengetahuan itu menghidupkan, memelihara, atau member kehidupan. Dengan ilmu pengetahuan manusia harus dapat hidup semakin aman , nyaman, damai, dan sejahtera. Ilmu pengetahuan tidak boleh mengancam kelangsungan hidup semua mahluk.
Selain memegang empat atribut yang dibawa di tangannya, dalam symbol-simbol Saraswati juga terdapat angsa putih ( hamsa/sowan) yang terdapat dalam symbol Saraswati sebagai pengapit yang berada di sebelah kiri-Nya, yang mengandung makna sebagai kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Merak atribut yang terdapat dalam symbol Dewi Saraswati sebagai pengapit di sebelah kanan-Nya yang mengandung makna rasa ego atau rasa terhadap yaitu tidak sombong, angkuh , kikir dan lain sejenisnya di dalam pengamalan ilmunya.
Dengan adanya perayaan Hari Raya Saraswati, di harapkan masyarakat Hindu lebih bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Dewi Saraswati yang merupakan dewinya ilmu pengetahuan., karena atas karunia ilmu pengetahuan yang di karuniakan kepada kita semua, kita dapat terbebas dari adanya kebodohan untuk membimbing menuju kedamaian.
Sumber : babadbali.com