Begitu rumitnya teka-teki pembunuhan sisca yofie mengingat adanya dendam sesuai akun FB sisca yofie di https://www.facebook.com/franceisca.yofie.1?fref=ts
Polrestabes Bandung menyebut jika pembunuhan terhadap Sisca Yofie murni bermotif penjambretan yang dilakukan Ade dan Wawan. Polisi juga menutup rapat kemungkinan pembunuhan sadis tersebut bermotif dendam.
Polisi pun sudah menjelaskan kronologi pembunuhan wanita cantik berusia 34 tahun itu. Namun kini ditemukan fakta baru soal kasus tersebut yang jauh berbeda dengan versi polisi.
Kesaksian baru soal pembunuhan Sisca Yofie disampaikan oleh Rudi, anak pemilik indekos Sisca. Rudi menuturkan kronologi kejadian tewasnya Sisca dan mengungkap pengakuan sosok bernama Yadi.
Pengakuan Yadi kepada Rudi inilah yang berbeda dengan apa yang disampaikan polisi mengenai pembunuhan Sisca.
Berikut empat fakta baru tersebut:
1. Sisca tidak dijambret tapi langsung dibacok
Cerita Rudi mengenai pengakuan Yadi ini disampaikan di indekos Sisca Yofie di kawasan Setra Sari, Bandung, Kamis (15/8). Rudi bersedia menemui wartawan setelah keluarga Sisca mengambil barang-barang di indekos tersebut. Saat itu, tidak ada anggota keluarga Sisca yang bersedia memberi keterangan.
Dari dalam rumah indekos, datang Rudi Artur, putra pemilik kos. Dia mengaku tahu kejadian pada hari tewasnya Sisca sekitar pukul 19.30 WIB saat keluar rumah. Dia kaget mendapati mobil Sisca dalam kondisi pintu terbuka dan mesin masih menyala.
"Kondisi mobil sudah terbuka, tapi tidak ada orangnya. Mobilnya masih menyala. Kejadian 18.30 WIB, saya keluar sekitar 19.30 WIB," kata Rudi.
Dia mengaku berbincang dengan seorang saksi bernama Yadi. Saksi Yadi menyampaikan kepada Rudi dua hari setelah kejadian tentang malam nahas Sisca.
"Dia (Yadi) orang yang sedang bertamu, yang tidak jauh dari Sisca," ujar Rudi.
Saat itu, Yadi berada di mulut Gang Tuker, sekitar 20 meter dari indekos Sisca. Keluar dari Gang Tuker dengan mengendarai motor, Yadi melihat pelaku dua orang ini turun dari motor yang diparkir sekitar 10 meter dari lokasi Sisca.
Saat itu Sisca lagi turun dari mobil dan sedang membuka pagar.
"Dua pelaku turun dari motor, lalu teriak 'woi'. Sisca nengok, lalu dibacok mengenai dahi kanan," ujar Rudi menirukan keterangan yang disampaikan Yadi.
2. Pelaku sempat memapah Sisca
Dari penuturan saksi Yadi, pelaku tiba-tiba langsung membacok Sisca saat sedang membuka gerbang. Sisca yang dibacok di dahi langsung lemah.
"Sisca melemah, kemudian dipapah ke motor sekitar 10 meter dari lokasi. Sisca diapit. Sisca dipapah," ujar Rudi menirukan Yadi.
Pengakuan Yadi ini sangat berbeda dengan apa yang disampaikan polisi mengenai kronologis kejadian pembunuhan pembunuhan.
3. Pelaku menyeret Sisca dengan cara menjambak rambut
Polisi menyebut jika pelaku tidak berniat menyeret Sisca. Namun usai tasnya dijambret, Sisca lalu berusaha mengejar pelaku dan terjatuh sehingga rambutnya masuk ke gir motor.
Dengan panik, pelaku lalu tetap melaju sehingga Sisca terseret karena rambutnya tergulung di gir motor. Keterangan polisi ini sangat janggal.
Keterangan versi polisi ini pun berbeda dengan apa yang dilihat oleh saksi Yadi. Yadi mengaku melihat pelaku menyeret kepala Sisca pakai tangan kiri.
Keterangan Yadi ini pun sepaham dengan saksi Uju. Uju juga melihat pelaku penyeret tubuh Sisca dengan cara menjambak rambutnya.
4. Tas Sisca ada di mobil tidak ambil pelaku
Polisi menyebut bahwa pembunuhan Sisca diawali dengan penjambretan tas milik wanita cantik itu. Namun lagi-lagi saksi di lokasi berkata lain.
Rudi tidak yakin bahwa kasus pembunuhan ini hanya sebatas kasus penjambretan. Hal tersebut dikarenakan tas korban tidak dibawa oleh pelaku.
"Setahu saya tas (Sisca) tidak hilang karena waktu masukkin mobil ada tas warna coklat di bawah bangku penumpang sebelah kiri," ujar Rudi.
5. Polisi datang terlambat 2 jam dan warga membiarkan sisca meregang nyawa di jalan selama 2 jam
Sisca Yovie, ditinggalkan oleh dua pengendara motor di jalan di area Cipedes Bandung, dengan kondisi berlumuran darah sekitar pukul 18.00 WIB. Saat mengetahui bahwa yang ditinggalkan di jalan bukan boneka, melainkan manusia, warga sekitar keluar semua. Menutupi tubuh Sisca Yovie dengan kain. Sisca Yovie disebutkan menangis, dengan susah payah mengambil kalung salib dengan tangan yang berlumuran darah dan menciumnya.
“Neng.. sabar ya neng.. berdoa saja ya neng..” hanya itu yang dikatakan warga kepada Sisca Yovie sambil menunggu polisi yang datang 2 jam kemudian.
2 jam ???
2 jam ada manusia meregang nyawa di trotoar, reaksi warga hanya “neng sabar ya neng”???
Warga sebanyak itu ternyata takut dijadikan tersangka. Tanpa memahami, bahwa dalam proses hukum harus ada saksi dan bukti. Apalagi belakangan ada rekaman CCTV, yang memperlihatkan bahwa pelaku kriminal bukanlah warga. Yang merubung cuma bilang, “neng.. sabar ya neng..”
Warga sebanyak itu tidak ada yang mau meminjamkan kendaraannya untuk mengangkut korban ke rumah sakit. Warga sebanyak itu tidak ada yang mau urunan bayar angkot untuk mengangkut korban ke rumah sakit. Kemana perginya nurani?
Reputasi kepolisian, memang memberikan kontribusi ketakutan warga untuk membantu korban. Takut dijadikan tersangka, takut berurusan dengan polisi, dan sebagainya. Bagaimanapun, polisi kan manusia juga, punya nurani juga. Bisa diajak bicara, bisa juga dipropamkan.
Kemana perginya nurani ?
Neng.. sabar ya neng…
6. Pembunuhan Sisca Yofie terencana dan profesional
Disini ane liat sepertinya pembunuhan tersebut terencana dengan baik walaupun kalo kita liat di media sedikit jorok dan agak kotor maennya,, namun disitulah letak terencana dan profesionalnya.
Kenapa ane bilang terencana dan profesional??
Cara melakukan pembunuhan itu sudah di rancang sedemikian rupa agar bisa di buat berbagai versi, selain itu juga agar motif sesungguhnya bisa dibuat berbagai motif
Pelaku membunuh korban menggunakan sepeda motor lalu menyeret korban hingga ratusan meter,
Motif 1 : pembunuhan murni sebagai perampokan ( ada di berita terkini dan si pelaku menyerahkan diri dengan inisial A dan W.... ciyuuuz??? )
Motif 2 : pembunuhan terencana karena korban baru saja promosi jabatan menjadi manager ( adanya saingan pekerjaan disini dengan rekan kerja korban )
Motif 3 : pembunuhan juga terencana karena korban adalah istri kedua dari petinggi POLDA ( mmmm,,, agak sangar nih motifnya )
Dari ketiga motif diatas si pelaku akan dengan mudah membuat / merekayasa kejadian sesuai keinginannya.
Opini masayarakat di giring pada motif 1 dengan maksud untuk menutupi siapa pelaku sebenarnya, kalo yang mengikuti perkembangan kasus ini mungkin sudah paham apa yang coba ane sampaikan
Polisi sudah menangkap pelaku yaitu A dan W ( terasa aneh kalo di liat dari pengakuan pelaku yang katanya tidak ada niat untuk merampok korban lalu membunuhnya, yang katanya lagi mereka berdua hendak mengambil proposal untuk agustusan,, tapi kenapa mesti bawa golok???? )
karena sedikit bukti dari saksi maupun CCTV yg ada, motif 1 bisa dijadikan modus kasus ini oleh pihak kepolisian.
Dan ane masih tidak percaya dengan motif 1, dibalik semua ini ada pelaku sesungguhnya dan motifnya bukan perampokan murni.
Lalu versi siapa yang benar soal pembunuhan sadis ini? Mungkinkah ada konspirasi dalam kasus Sisca Yofie?