Minggu, 11 Agustus 2013

Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengaku heran masih saja banyak lembaga survei yang menempatkan Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden potensial periode 2014-2019.

Ruhut melihat justru kinerja Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta berantakan. Satu tahun masa jabatan, persoalan ibukota seperti kemacetan, banjir dan lain sebagainya tidak ada satu pun yang dituntaskan.

"Masih ada yang jagoin? Hancur begitu. Itu, survei dulu, sekarang lihat jalan makin macet, banjir dimana-mana, sudah enggak pantas dia jadi Presiden. Gimana, jadi Wali Kota Solo saja gagal, tukang mebel mau jadi capres," kata Ruhut kepada Tribunnews, Minggu (19/5/2013).

Publik, kata Ruhut, jangan tertipu oleh upaya pencitraan yang terus dibangunnya lewat banyak media massa demi meraih kursi nomor satu di Indonesia. "Jangan jadi korban pencitraan, aduh, masih saja jagokan dia," kata Ruhut.

Ruhut juga mengklaim tidak ada satupun partai politik yang menjagokan Jokowi menjadi Presiden tahun 2014 mendatang, bahkan PDI Perjuangan sekalipun. Dengan tidak adanya dukungan tersebut, lanjut Ruhut, mustahil Jokowi akan maju jadi calon presiden tahun 2014, karena undang-undang tidak membolehkan kandidat presiden dari kalangan independen mencalonkan diri.

"PDIP saja enggak calonin dia, siapa yang mau dukung, mau maju jadi calon independen? Ya enggak bisa, itu ada undang-undang, ini kan negara hukum, kalau gubernur, wali kota, bupati bisa," katanya

Entah kenapa ruhut begitu merendahkan tukang mebel, apakah dulu cita2nya jadi tukang kayu kagak kesampaian atau mungkin lamarannya sama anak gadis juragan mebel pernah ditolak?
Siapapun tahu profesi apapun berhak untuk mencalonkan diri jadi RI1 asalkan bukan kriminal saja.
Mengapa Ruhut ngebacot spt itu? Apakah ini bentuk kegalauannya dimana survey menunjukkan bahwa PD sekarang nyungsep disamping tdk ada kader PD yg pantas dan layak utk jadi presiden. Jangankan presiden gubernur saja pada kedodoran.

Semoga ruhut ketika mengeluarkan statement tsb dalam keadaan mabuk atau pas tdk dalam keadaan sadar...karena statement tsb hanya pantas diucapkan oleh kenek metromini.

Ruhut atau Ruhut Sitompul adalah politisi partai Demokrat. Selain sebagai politisi dia juga seorang pengacara dan pemain sinetron (selebritis). Pengacara lulusan UNPAD ini popular sebagai pengacara karena kesiapannya dalam menangani kasus-kasus yang berbau kontroversial, misalnya sebagai pengacara sejumlah yayasan milik keluarga Suharto. Sedangkan sebagai selebritis terkenal karena perannya sebagai Poltak si Raja Minyak pada sinetron Gerhana.

Dari sejarahnya kelihatan bagaimana pintarnya Ruhut agar namanya bisa tetap bisa popular dan eksis dalam dunia selebriti ataupun dunia politik. Berpindahnya Ruhut dari partai Golkar ke Partai Demokrat bisa kita asumsikan karena Demokrat lebih menjanjikan daripada Golkar. Menurut beberapa pengamat, Ruhut adalah anak emas SBY. Imbalan yang diterima SBY adalah Ruhut selalu menjadi pembela SBY bila ada yang mengkritiknya, bahkan bagi beberapa orang, Ruhut adalah penjilat SBY. Celakanya SBY cuek saja seakan seperti itulah kebenarannya!

Lalu apa itu kentut? Kentut adalah gas hasil metabolisme usus. Usus akan menyaring gas dari kotoran hasil makanan yang dimakan dan dibuang menjadi kentut, sehingga menimbulkan bau. Tentu saja bau kentut ini tidak disukai. Apalagi bila tercium saat setelah kita makan, bisa-bisa keluar apa yang baru saja kita makan. Tetapi walaupun bau, kentut adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan. Jika perut kita melilit karena tidak bisa kentut, bisa-bisa kita harus mampir untuk beristirahat sejenak di rumah sakit.

Lalu apa hubungannya Ruhut dengan kentut? Omongan Ruhut sebagai politisi sering kali kurang enak didengar, baik itu oleh lawan politiknya bahkan oleh teman sejawatnya. Persis bau kentut yang tidak disukai orang disekitarnya, baik itu kawan atau lawan. Mungkin kita masih ingat di sekitar November 2009, demi membela SBY, Ruhut mengatakan “Tidak ada kaitannya SBY dan Demokrat dengan aliran dana Bank Century. Kalau ada, potong kuping Ruhut Sitompul”. Bagaimana seandainya nanti SBY tidak lagi berkuasa dan Kasus Bank Century kembali dibuka, dan ternyata SBY terlibat di dalamnya, masih dia merelakan telinganya? Bahkan saat Ibas diisukan mendapatkan uang haram Bank Century, Ruhut kembali beraksi dengan mengatakan “Kalau Ibas terima Rp. 500 Miliar, potong leher saya”.

Statemen Ruhut terkadang ditujukan pula kepada orang atau sekelompok orang yang dirasa mengancam partai yang dianggapnya telah ikut didirikannya. Misalnya saja, “Orang-orang yang pindah ke Nasdem adalah pengkhianat itu. Dengan diisi para pengkhianat, Nasdem bakalan nyungsep”. Apakah dia tidak sadar, bahwa partainya juga diisi oleh orang-orang yang menurut dia berkhianat, termasuk dirinya? Komentar pedas Ruhut juga diberikan untuk partai-partai koalisi pemerintah, misalnya saja untuk PKS, Ruhut mengatakan “Kami (Demokrat dan PKS) sama-sama ada badai, tapi badai kami cepat berlalu. Kalau PKS ini enggak bisa cepat apalagi dekat Pemilu. Harus mandi kembang, kalau enggak gawat ini”. Sepertinya Ruhut terlalu bangga dengan partainya hingga tidak menyadari bahwa tahun 2014 mungkin saja Demokrat tinggal sejarah.

Selain terhadap partai-partai pesaing Demokrat, Ruhut juga membuka front pertentangan dengan kandidat-kandidat yang mungkin akan mengikuti pemilihan presiden di tahun 2014. Komentar pedas dilontarkan Ruhut untuk Jokowi, “Kebayang kalau Jokowi mau jadi presiden, sudah menang jadi Gubernur DKI saja, kalian semua pusing, macet dan banjir dimana-mana”. Hal ini kontradiktif dengan pernyataan Andi Nurpati yang menyatakan bahwa ada oknum Demokrat yang mendekati Jokowi. Untuk calon lain, Ruhut mempersilahkan mereka mengikuti konvensi yang akan dilakukan oleh partai Demokrat. “Karena ini keinginan Pak SBY untuk mendapatkan pemimpin yang santun, cerdas dan bersih. Dan ini terbuka bagi semuanya tidak hanya untuk kader Demokrat saja. Bahkan, Ical (Aburizal Bakrie), Prabowo dan Hatta Rajasa dipersilakan mengikuti konvensi ini, Karena yang mengikuti konvensi ini akan menjadi presiden Indonesia pengganti Pak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)”, demikian komentar Ruhut. Artinya bahwa Ruhut masih meyakini bahwa Presiden Indonesia 2014 nanti adalah hasil konvensi partai Demokrat. Benarkah partai Demokrat masih menarik untuk dipilih? Dan apakah Prabowo, ARB, dan Hatta Radjasa bersedia mengikuti konvensi partai Demokrat yang berarti mengkhianati partai yang dipimpinnya sendiri?

Lalu bagaimana sikap Ruhut terhadap rekan sejawatnya? Apakah omongannya cukup enak di dengar? Ternyata sama saja. Lihat saja komentar Ruhut saat menyikapi temuan ICW terhadap politisi yang disinyalir tidak mendukung penegakan anti korupsi. Dengan sombongnya dia meminta teman-temannya politisi yang namanya disebut oleh ICW agar mencontoh dirinya, “Ya karena itulah kubilang kepada para sahabat-sahabatku, janganlah main api. Kita harus konsisten lawan korupsi”. Artinya, Ruhut menganggap bahwa rekan-rekan legeslatifnya banyak yang tidak konsisten dan mengamini apa yang disinyalir oleh ICW ini.

Apakah para politisi partai Demokrat masih nyaman berekanan dengan Ruhut? Mungkin saja tidak, tetapi kepatuhan terhadap ketua umumnya adalah yang utama. Lalu bagaimana dengan politisi lainnya? Bagi mereka mungkin saja rasa sebal harus dipinggirkan demi komisi yang tebal. Dan bagi beberapa kalangan, Ruhut adalah badut yang omongannya berbau kentut. Tidak disukai tetapi dibutuhkan, menyebalkan tetapi dirindukan. Belum bisa membayangkan bila di tahun 2014 nanti tak ada lagi Ruhut, siapa yang bisa menggantikan?

sumber : kompasiana




Artikel Lain :