Sabtu, 31 Agustus 2013

Entah dimana yang salah akan pendidikan di negeri kita. Apakah pendidikan di sekolah masih kurang dan belum mengajarkan sopan santun. Sehingga banyak beredar hal-hal yang tak semestinya dari yang namanya video mesum, video kekerasan sampai yang terbaru berikut ini :

Video Kimcil

Wakil Menteri Pendidikan, Musliar Kasim kaget dengan video tari erotis anak SMP yang beredar di jejaring sosial. Musliar mengaku belum melihat video yang mempertontonkan adegan tak senonoh itu.

Namun menurut dia, perilaku yang tak pantas di sekolah itu harus dibereskan bersama-sama. "Saya belum lihat videonya, di SMP mana itu? Itulah yang harus kita bereskan bersama-sama," kata Musliar Kasim kepada merdeka.com di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Jumat (30/8).

Menurut Musliar, perilaku cabul seperti itu semata bukan salah para pendidik. Seharusnya orang tua yang menjadi penanggung jawab pertama dibandingkan guru.

"Kalau mendidik anak tidak hanya pengetahuan tapi sikapnya. Anak begitu jangan hanya guru yang disalahkan, jangan hanya sekolah yang disalahkan orangtua dan masyarakat juga," terangnya.

Sebelumnya, dengan diiringi musik dua anak SMP bergoyang erotis dan mirip gerakan seks di sekolahnya. Keduanya juga tak malu, adegan tersebut direkam dan ditonton teman-teman mereka.

Video Kekerasan Pelajar Toraja

Kasus geng motor sejauh ini belum terlihat di Tana Toraja dan Toraja Utara. Namun, belakangan ini masyarakat di kedua wilayah cukup diresahkan merebaknya video kekerasan yang dilakukan pelajar SMP di Rantepao.

Video yang beredar luas tersebut berisi perkelahian kelompok pelajar wanita yang masih mengenakan seragam sekolah. Video ini, cukup dikhawatirkan masyarakat khususnya para orang tua.

Apalagi, beberapa waktu beredar isu tentang keberadaan geng pelajar wanita yang menggunakan nama Predator (preman dari Toraja) dan Prelit (preman elit). Menurut informasi yang berkembang di masyarakat, aktivitas geng ini belum teridentifikasi.

Sistem rekruitmen anggota baru menggunakan cara kekerasan. Kedua geng ini juga sering terlibat perselisihan yang berakhir bentrok fisik.

Video perkelahian siswi SMP yang berdurasi satu menit 38 detik yang menghebohkan masyarakat Toraja itu, berisikan adegan saling jotos, saling banting dan saling tarik rambut antara dua siswi yang berseragam SMP.

Adegan perkelahian dua siswi berseragam SMP itu juga ditonton sejumlah siswi berseragam SMP. Bukannya melerai, mereka justru menyoraki dan memberi support kepada kedua pelajar yang berduel. Beberapa kalimat dalam rekaman video yang diduga dilakukan salah satu anggota kelompok itu, menggunakan bahasa Toraja.

Jika diteliti secara seksama, peristiwa kekerasan ini diduga berlangsung di sekitar Jalan Tandi Tulak, Balele, Kelurahan Mentiro Tiku, Kecamatan Rantepao. Ini bisa dilihat dari posisi maupun bentuk bangunan serta pepohonan dan rumpun bambu yang terekam dalam video.

Kapolsek Rantepao, Kompol Lute Lantang, yang dikonfirmasi, Jumat kemarin, terkejut melihat video perkelahian siswi berseragam SMP itu. Kapolsek berjanji akan mendalami video perkelahian siswi berseragam SMP dan berkoordinasi Dinas Pendidikan Toraja Utara untuk menelusuri asal sekolah oknum siswi yang terlibat dalam perkelahian yang terekam dalam kamera untuk melakukan pembinaan.

"Untuk sementara akan kita dalami dulu, apakah video itu benar-benar lokasinya di Rantepao atau tidak. Jika benar terjadi di Rantepao, kita juga akan menelusuri siswi yang terlibat dalam adegan kekerasan itu," tegasnya.

Dikatakan, sejauh ini belum ada pihak yang melapor sebagai korban dalam video itu. "Kalau ada yang melapor, kita akan langsung tangani," tandasnya.

Kapolsek yang sudah satu tahun lebih bertugas di Rantepao ini, mengakui akhir-akhir ini persoalan geng pelajar, seperti Predator dan Prelit sudah sering dibicarakan masyarakat, pihak Gereja, maupun pemerintah. Hal itu, dinilai cukup meresahkan




Artikel Lain :