Hasil Penjelajahan Robot di Mars
Penjelajahan tanda-tanda kehidupan Planet Mars menunjukkan pencapaian baru. Ilmuwan mengatakan, robot penjelajah Mars, Curiosity, kemungkinan telah mengumpulkan bukti adanya unsur perchlorate pada Rocknest, sebidang pasir di situs pendaratan kawah Gale, Planet Mars.
Perchlorate merupakan jenis garam yang berasal dari asam perklorat (HClO4). Materi ini berfungsi sebagai sumber energi bagi mikroorganisme potensial di Mars.
Perchlorate juga merupakan penanda sensitif iklim masa lalu dan dapat menyebabkan pembentukan air asin cair saat ini di Mars.
Curiosity Mendeteksi, Kemungkinan deteksi perchlorate di situs kawah Gale ini ditemukan oleh Doug Archer, seorang ilmuwan Astromaterials Research and Exploration Science Directorate of Johnson Space Center NASA di Houston.
Archer memfokuskan penelitian pada kelayakan huni berbagai lingkungan Mars dari waktu ke waktu. Dia menunjuk instrumen Sample Analysis at Mars (SAM) yang baru-baru ini meneliti empat sampel dari Rocknest, Mars.
"Ketika kami memanaskan (sampel), kami melihat peluncuran oksigen yang besar, pada saat yang sama kami melihat pelepasan dari hidrokarbon diklorinasi," kata Archer, seperti dilansir Space, 2 April 2013.
Dengan demikian, semakin kuat dugaan adanya garam perchlorate di tanah Rocknest itu.
Archer melanjutkan, pada pendaratan robot lain, Viking, di tahun 1976 juga mengukur ciri khas perchlorate, dalam bentuk hidrokarbon diklorinasi. "Jika Anda melihat pengukuran ini di semua tempat pendaratan, klorin relatif konsisten dalam tanah Mars," katanya. "Saya tidak mengatakan bahwa semua klorin di Mars adalah dalam bentuk perchlorate. Namun, ada kemungkinan garam klorat lain juga," kata Archer. Ia meyakini, setidaknya dari beberapa klorin itu hadir sebagai perchlorate.
Dia mengatakan, kehadiran perchlorate penting untuk iklim, kelayakan huni. "Kita mengetahui mikroba di Bumi benar-benar menggunakan perchlorate sebagai sumber energi," kata Archer.
Bahwa ada kehidupan di Planet Mars sudah lama ada dalam cerita fiksi ilmiah, namun penelitian terbaru menunjukkan kemungkinan itu bukan hanya sekadar khayalan.
Penelitian menemukan planet merah di masa lalu kaya akan kandungan karbondioksida -salah satu bukti adanya kehidupan.
Dan kini, deposit batuan karbonat dalam jumlah besar ditemukan terkubur beberapa mil di bawah permukaan Mars.
Sejumlah kecil batuan karbonat sebenarnya pernah ditemukan sebelumnya, namun jumlah yang melimpah ini bisa berarti signifikan.
Maksudnya? Itu berarti kandungan gas rumah kaca pernah membuat Mars menjadi tempat lebih basah dan lebih hangat ratusan juta tahun yang lalu.
Ilmuwan luar angkasa menggunakan data satelit untuk menganalisis kondisi geologis wilayah yang dikenal sebagai Kawah Leighton -- yang berada di dekat gunung berapi, Syrtis Major, yang lebarnya hampir 750 mil.
Penemuan ini mengungkap keberadaan kandungan mineral hampir empat mil di bawah kerak bekas ledakan meteorit. demikian temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature Geoscience.
Tim peneliti yakin, ini adalah sedimen kuno yang terkubur oleh material vulkanik yang dikeluarkan Gunung Syrtis Major.
Mineral ini diduga kuat berasal dari air kaya karbonat yang berinteraksi dengan bebatuan -sehingga peneliti percaya bahwa Mars awal lebih panas daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Dr Joseph Michalski dari Planetary Science Institute di Arizona dan Dr Paul Niles dari NASA Johnson Space Centre di Houston mengungkapkan permukaan Mars saat ini dingin, kering, asam, dan tak ramah untuk kehidupan.
Kondisi serupa mungkin telah berlangsung selama miliaran tahun. Inilah yang menunjukkan tempat terbaik untuk mencari bekas kehidupan adalah di bawah permukaan planet merah itu.
"Salah satu tanda-tanda kondisi layak huni di kedalaman tanah adalah adanya atmosfer metana, yang mungkin terbentuk melalui proses hidrotermal dalam kerak bumi, juga dalam kehadiran karbon dioksida," demikian jelas ilmuwan, seperti yang dimuat dalam situs Daily Mail, Senin 11 Oktober 2010.
Selain itu, pengamatan terhadap mineral terhidrasi menunjukkan sistem hidrotermal kuno mungkin eksis di bawah permukaan Mars. Namun, sampai sekarang, tak satu pun dari deposit itu terkait dengan mineral karbonat dan lingkungan yang kaya CO2.
"Deteksi sebelumnya terhadap mineral karbonat yang bisa dikaitkan dengan lingkungan permukaan kaya CO2 di masa lalu, sudah jarang."
Kepadatan atmosfer CO2 bisa berarti ada efek rumah kaca di Mars di masa lalu. Berbeda dengan atmosfer Mars saat yang sangat tipis, sampai-sampai gas bisa ditiup ke angkasa.
Karbonat ini juga bukti bahwa air secara kimia bersifat netral, yang akan membuat kondisi yang lebih permisif untuk kehidupan di Mars di masa-masa awal.
"Kami menduga lapisan karbonat yang terkubur di bawah permukaan Mars mungkin hanya bagian kecil dari sedimen kuno yang terkubur abu vulkanik."
Para ilmuwan mengklaim, temuan mereka akan membantu menjelaskan asal-usul karbonat lainnya di Mars. "Juga menunjukkan situs prioritas untuk eksplorasi eksobiologis di masa depan.
Sebelumnya, saya ingin menjelaskan bahwa beberapa gambar yang saya tampilkan di bawah ini belum tentu merupakan bukti nyata akan sisa-sisa kehidupan peradaban manusia / hewan di planet Mars. Namun, saya hanya menaruh rasa penasaran akan adanya kemungkinan bahwa dahulu kala, mungkin sekitar ribuan tahun lalu planet ini pernah dihuni oleh peradaban-peradaban cerdas sama halnya seperti di bumi. Semua gambar artifak-artifak yang berasal dari "planet merah" dibawah ini sangat menarik perhatian saya karena seperti mengindikasikan adanya sisa-sisa kehidupan yang pernah berlangsung disana.
Terdiri dari sekumpulan obyek mirip tengkorak / tulang-belulang / bagian-bagian tubuh dengan struktur yang sudah tidak asing kita lihat karena adanya kemiripan dengan struktur kerangka manusia maupun hewan pada umumnya. Apakah keganjilan bentuk-bentuk obyek dibawah terbentuk dari proses geologi yang terjadi secara alamiah di permukaan Mars? ataukah....? Ok ok , daripada kebanyakan ngelantur, berikut saya tampilkan gambar-gambarnya. Silakan analisa sendiri.