Jumat, 02 Agustus 2013

Bagi anda yang sudah pernah berkunjung ke Bali, pasti tidak asing mendengar kata JOGER. Ya, salah satu pusat oleh-oleh atau tempat wisata belanja di Bali ini memang unik. Joger dahulu hanyalah sebuah toko atau sejenis galeri yang menjual berbagai barang-barang seni dan batik dengan nama toko "Art & Batik Shop Joger". Namun kini Joger menjelma sebagai salah satu tempat wisata belanja yang wajib dikunjungi bila anda ke Bali.

Kata Joger diambil dari perpaduan dari nama sang pemilik yaitu Joseph Theodorus Wulianadi dengan sahabat karibnya yang bernama Mr.Gerhard Seeger dimana yang huruf E-nya dibaca seperti kata "enak" atau pada kata "ekonomi". Toko Joger pada awalnya lahir pada tanggal 19 Januari 1981 dengan bantuan dari si sahabat karib yang menghibahkan uang sebesar US$ 20.000 sebagai hadiah pernikahan si pemilik Joger sekarang yaitu Joseph Theodorus Wulianadi.
Joger Kuta bersebelahan dengan Warung Nasi Pedas Bu andika

Dulu Joger dikenal dengan embel-embel Pabrik Kata-kata Joger, entah mulai kapan slogan itu berganti menjadi Pusat Tolah-Toleh Khas Bali.Lokasinya yang mudah dijangkau yaitu di Jl.Raya Kuta (tanpa nomor) dekat dengan bandara Ngurah Rai, membuat Joger sangat dikenal baik wisatawan lokal maupun mancanegara.Bahkan sebagian orang bilang "tidak ke Bali namanya jika tidak membawa oleh-oleh dari Joger".

Di Joger Barang yang dijual pun beraneka ragam bahkan banyak yang unik.Selain T-Shirt sebagai komoditi utamanya, topi, tas, gantungan kunci, sandal, ada juga barang-barang unik yang mungkin tidak ada ditempat lain misalnya jam mundur, sandal raksasa, dan lainnya.Dari segi bangunan memang joger tidak terlalu luas dan tidak jarang sering menimbulkan kemacetan disana karena banyaknya mobil atau motor yang ingin berbelanja disana.

Untuk parkir motor digratiskan, begitu pula dengan mobil. Sebelum memasuki area dalam toko kita akan diperiksa barang bawaan beserta tubuh kita dengan Metal Detector dan X-Ray layaknya hotel bintang lima, tapi maklum di Bali akhir-akhir ini sering menjadi sasaran teroris.Masuk ke dalam kita akan melihat banyak produk seperti sandal, tas, pernak-pernik buat anak kecil, hiasan-hiasan meja dan sejenisnya.

Joger Kuta
Agak kedalam kita memasuki ruangan selanjutnya, dengan dipisahkan sebuah kolam ikan mini dan baju kita akan ditempeli sticker yang bertuliskan VIP, kita bisa menikmati ruangan selanjutnya yang berisi mayoritas kebutuhan sandang, baik berupa celana, baju, T-Shirt, topi, jaket, tas yang harganya relatif lebih mahal dari ruangan yang pertama.Di ruangan ini juga terdapat ruangan khusus untuk memajang barang-barang super mahal dan ruangan untuk barang-barang khusus anak-anak.

Keunikan lainnya di Joger adalah kita akan mendapatkan diskon 10%, bila kita waktu belanja bertepatan dengan tanggal ulang tahun kita.Didalam sana anda akan sering mendengar slogan Joger terbaru yaitu "Belanja Tidak Belanja Tetap Thank You".Mohon diperhatikan juga bila anda berbelanja disana pada waktu Peak Season agar lebih hati-hati dengan barang bawaan anda karena pada saat-saat itu Joger dipenuhi para wisatawan yang ingin berbelanja bahkan untuk jalan pun sangat sulit karena penuh sesak.Jadi jika anda ingin berbelanja di Joger, siapkan kantong anda yang tebal karena sesampainya disana anda pasti akan ingin membeli semua yang ada.

Selain di kuta Bali, joger juga membuka cabang "Teman Joger" di luwus baturiti tabanan. Tapi sayang sejak Maret 2013 tutup karena alasan berikut :
Merasa tak bermanfaat bagi banjar setempat, toko oleh-oleh khas Bali “Joger” yang berlokasi di Luwus, Baturiti, Tabanan, memilih tutup total sejak Rabu (13/3/2013). Tak hanya gerbangnya yang digembok, pelang “Teman Joger”-nya pun ditutup dengan kain putih.
Joger Luwus "Teman Joger"
Toko oleh-oleh khas Bali yang kesohor dengan “Pabrik Kata-Kata” unik di atas kaus dan merchandise lainnya itu, selalu ramai dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, terutama yang berkunjung ke Bedugul, lantaran letaknya persis di sebelah kiri ruas jalan menuju ke destinasi wisata Danau Beratan, Bedugul.
Karena mendadak, banyak calon pembeli yang sempat kecele dan urung mampir. Penutupannya sendiri, sebenarnya sudah dilakukan sehari menjelang Nyepi. Karyawan “Teman Joger” yang bernama Marcel, mengatakan:
“Kami memilih tutup sejak 11 Maret 2013 sekitar pukul 11.00 Wita.”
Keputusan itu, kata Marcel, diambil secara sukarela oleh atasannya. Seperti dikutip oleh Bali Post, Ia mengungkapkan:
“Kehadiran kami di sini [Luwus] sudah tak bermanfaat lagi bagi warga. Karena itu, Mr. dan Mrs. Joger memilih tutup selamanya.”
Karyawan Joger itupun menjelaskan maksud “tidak bermanfaat bagi warga” yang dia sebutkan, dengan lebih rinci.
Sebelum-sebelumnya, Marcel mulai menjelaskan, krama Banjar Adat Luwus meminta kontribusi kepada “Joger” sebanyak satu kuintal beras, yang jika dirupiahkan nilainya berkisar antara 750 hingga 800 ribu per bulan. Namun sejak Januari 2013 dinaikkan dua kali lipat menjadi 2 kuintal atau setara dengan Rp 1,5 juta.
Meskipun belum sama-sama sepakat, menurut Marcel, kontribusi Januari dan Februari tetap dibayarkan, dengan nilai seperti sebelumnya. Sayangnya, Marcel meneruskan:
“Hasil pertemuan dengan warga, justru kontribusi Januari -Februari dikembalikan. Akhirnya, kami memilih tutup karena tak bermanfaat lagi bagi warga.”
Padahal, masih menurut Marcel, 80 persen tenaga kerja di Joger Luwus adalah krama adat setempat. Selain itu, perusahaan dimana dia bekerja secara rutin memberikan bantuan 5 kg beras dan uang tunai Rp 50.00 per minggu bagi 8 janda di Banjar Luwus.
Dan meskipun tutup total, kata Marcel, pekerja sejumlah 94 orang yang telah dianggap keluarga oleh Joger tetap dipersilakan bekerja yang untuk sementara waktu menghitung barang persediaan di gudang. Nantinya, tutur Marcel lebih lanjut, karyawan di Luwus akan ditampung di Joger Kuta.
Di sisi lainnya, seperti dilansir oleh Bali Post, Kelian Adat Luwus Made Tarik menjelaskan bahwa naiknya kontribusi dari Joger tersebut hasil paruman warga yang didasarkan pada naiknya kebutuhan krama adat untuk menggelar upacara di Tri Kahyangan setempat. Ia mengakui bahwa sebahagian porsi sumber dana upacara adat bersumber dari kontribusi 32 perusahaan yang berdiri di wilayah banjar adatnya.
Dari 32 perusahaan tersebut, masih menurut Made Tarik, hanya Joger yang menolak kenaikan kontribusi.
Kenaikan kontribusi itu, katanya lebih lanjut, sempat dimusywarahkan bersama pihak Joger dan krama adat. Hasilnya buntu. Akhirnya krama adat sepakat mengembalikan kontribusi Januar – Februari 2013.
Namun meski mengembalikan kontribusi, menurut Tarik, pihak adat dan warga tetap mendukung Joger melanjutkan aktivitas usahanya. Terlebih-lebih banyak warga setempat yang menggantungkan hidup dari toko oleh-oleh khas Bali itu.
Bahkan meskipun misalnya Joger tidak membayar retribusi, masih menurut made Tarik, warga tetap mendukung kelangsungan aktivitas usaha yang berpapan nama “Teman Joger” itu. Warga berharap ada mediasi lanjutan untuk menyelesaikan kesalahpahaman tersebut.




Artikel Lain :