Minggu, 30 Juni 2013

Sesosok mayat ditemukan mengambang di Kalimalang, Bekasi, dengan kondisi luka-luka, sore tadi. Diduga, pria itu menjadi korban bentrokan antar-kelompok di Jalan Raya Kalimalang KM 37, Jatimulya, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, dini hari tadi.

Hasil identifikasi polisi, korban diketahui bernama Mada (38), warga Kampung Jati RT 04 RW 02. Korban tinggal tak jauh dari lokasi bentrokan.

Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten Dedi Murty Haryadi mengatakan, hingga kini penemuan jasad tersebut masih dalam penyelidikan.

"Kita masih lakukan penyelidikan belum tentu mayat itu korban dari bentrokan. Saat ini kita masih lakukan autopsi dan visum di RS Kramat Jati, Jakarta," jelasnya, Minggu (30/6).

Informasi yang dihimpun merdeka.com, bentrok terjadi sekitar pukul 01.00 WIB antara kelompok warga asli dengan pendatang. Namun, belum diketahui penyebab terjadinya bentrok.

Selain mengakibatkan korban jiwa, bentrok juga mengakibatkan belasan orang luka-luka. Siang tadi, bentrokan kembali pecah. Petugas Polresta Bekasi Kabupaten dan Polsek setempat dengan bersenjata lengkap melakukan penjagaan ketat untuk mengantisipasi bentrok susulan

Sebanyak 13 rumah tinggal milik warga pendatang mengalami kerusakan akibat diserang penduduk asli. Aksi ini merupakan buntut dari bentrokan dua kelompok yang terjadi di Jalan Raya Kalimalang KM 37, Kelurahan Jati Mulya, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Salah seorang warga pendatang, Ferdinan mengatakan, pengerusakan oleh penduduk asli dilakukan secara mendadak, ketika melakukan aksi sweeping. Mereka tiba-tiba masuk dan melakukan pengrusakan. 

"Saya korban salah sasaran, saya nggak tahu apa-apa," katanya, Minggu (30/06).

Aksi brutal massa ini dilandasi motif ingin membalas dendam akibat seorang penduduk asli tewas. Insiden itu menyebabkan puluhan warga mengalami luka-luka.

Dalam insiden itu, tercatat telah terjadi tiga kali bentrokan. Bentrok pertama terjadi pada pukul 01.00 WIB hingga 05.00 WIB. Bentrokan kembali pecah pada siang hari sekitar pukul 12.00 WIB dan sempat mereda. Setelah mereda, bentrokan kembali terjadi menjelang malam.

Bentrokan terakhir ini berujung dengan aksi sweeping penduduk asli kepada warga pendatang. Hingga saat ini, motifnya masih dalam penyelidikan petugas Kepolisian.

Sementara itu, petugas gabungan dari Polsek, Polres, dan Brimob Polda Metro Jaya bersenjata masih melakukan penjagaan. Sedangkan, jalur Kalimalang masih ditutup. Pengendara dialihkan ke jalur lain.

Setelah sempat ditutup lebih dari lima jam, Jalan Raya Inspeksi Kalimalang, Bekasi, kembali dibuka. Petugas Kepolisian membuka jalur penghubung Kota dan Kabupaten Bekasi itu setelah ada kesepakatan dengan warga usai menggelar pertemuan pascabentrokan.

Pertemuan antara Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan tokoh masyarakat digelar selama dua jam. Kepolisian akan menindak lanjuti kasus bentrokan yang menewaskan Mada (38), warga asal Kampung Jati RT 04 RW 02, Tambun Selatan.

Sementara itu, seorang warga pribumi ditangkap petugas karena dianggap sebagai provokator dengan membawa senjata tajam. Pria yang belum diketahui identitasnya itu kini berada di Polsek Tambun Selatan. Dia diamankan ketika terjadi penyerangan di gedung biru atau bekas PT Tong Yang.

Pantauan merdeka.com di lokasi, batu dan pecahan botol berserakan di sepanjang jalan raya yang sebelumnya menjadi lokasi bentrokan itu. Banyak juga selongsong peluru milik petugas saat melakukan pengamanan. Kendaraan kini sudah bisa melintas kembali dengan lancar.

Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten, Kompol Dedy Murti mengaku masih melakukan penyelidikan terkait motif dari bentrokan antara warga asli dan kelompok pendatang itu. 

"Motif masih diselidiki, meminta keterangan saksi," katanya, Minggu (30/06).




Artikel Lain :