Jumat, 28 Juni 2013

Aksi Juru Bicara (Jubir) Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyiram air teh ke wajah sosiolog UI Thamrin Amal Tomagola saat berdebat dalam sebuah diskusi, membuat sejumlah pihak angkat bicara. Tindakan itu dinilai sebuah tindakan kriminil.

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Rancangan Undang-Undang Organisasi Masyarakat (RUU Ormas) Abdul Malik Haramain mengecam keras tindakan Munarman. Menurutnya, aksi itu termasuk ke dalam tindak kekerasan yang dilakukan Ormas.

"Itu tentang tindakan aktifitas ormas tindakan kekerasan. Salah satu UU Ormas melakukan tindakan kekerasan dan anarkisme dan di luar kewenangan aparat pasti dilarang di Rancangan Undang-Undang (RUU)," jelas Malik saat dihubungi, Jumat (28/6).

Oleh karena itu, Malik meminta agar seluruh pihak mendukung disahkannya RUU Ormas agar aktifitas Ormas seperti yang dilakukan Munarman bisa diwadahi secara hukum.

"Pemerintah membentuk payung hukum dengan UU ini. Terhadap Ormas tentang salah satunya dengan masalah penyiraman air," imbuhnya.

Dia menilai, tidak layak apabila dalam sebuah dialog yang panas melakukan kekerasan secara fisik seperti itu. Sebab, hal itu merugikan orang lain sebagai korban.

"Kalau perdebatan perbedaan pendapat itu tidak boleh secara fisik dan kekerasan, apa yang dilakukan Munarman membuat objeknya Pak Thamrin terganggu dan menjadi korban, apakah melukai mencederai seperti apa pun itu," tandasnya.

Cek Videonya :


Sosiolog Thamrin Amal Tomagola mengungkap penyebab Munarman menyiram teh kepadanya dalam dialog di tvOne, Jumat (28/6) pagi. Menurut Thamrin, Munarman tidak suka pernyataannya.

Thamrin membeberkan penyebab Munarman reaktif dalam tiga poin. "Ada tiga yang dia kemukakan dalam diskusi itu. Pertama ancaman polisi akan menindak ormas yang melakukan sweeping, yang itu adalah agenda polisi tahunan. Kemudian dia menyatakan, penyebab polisi melarang sweeping adalah karena pertanyaan wartawan kepada polisi, sehingga polisi menjawab akan menindak. Ketiga, dia bilang aparat Negara tidak pernah hadir saat ada kekerasan, saya bilang betul. Negara banyak membiarkan kekerasan, nah pada saat saya melakukan komentar itu. Dia anggap saya membela yang minoritas," terang Thamrin saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta, Jumat (28/6).

Thamrin menegaskan, Munarman menudingnya selalu membuat analisa yang menyudutkan Islam. "Saya lalu meminta bukti kalau saya telah membuat analisa ngawur," jelasnya.

Thamrin mengatakan, kekerasan harus dihentikan dimulai dari rumah tangga, komunitas, sekolah, lembaga legislatif dan lingkungan. "Jangan sampai meniru kekerasan. Itu konyol," terangnya. 

Ditanya soal penyebab kekerasan, menurut Thamrin hal itu biasanya terjadi karena adanya kepincangan ekonomi. "Kemarahan itu berasal dari sana. Dan, kita juga harus hindari dakwah dengan yang keras. Mereka yang berada dalam posisi yang tidak berdaya, akan merasa terancam," terangnya.

Pernyataan Thamrin itu yang disebutnya memicu kemarahan Munarman hingga menyiramkan segelas minuman pada saat acara di televisi yang ditayangkan langsung.

Jumat (28/6) pagi, acara diskusi Apa Kabar Indonesia Pagi yang ditayangkan tvOne langsung dihentikan menjelang akhir. Gara-garanya ada insiden perselisihan antar-nara sumber. Dalam diskusi dengan tema pembatasan jam operasi tempat hiburan malam, Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyiram sosiolog Universitas Indonesia (UI) Thamrin Amal Tomagola dengan secangkir teh.

Sebenarnya sudah beberapa kali mantan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) itu melakukan tindakan yang menimbulkan kontroversi. Beberapa kali dia terlibat perkara kekerasan. Berikut ini 4 cerita kontroversi tentang Munarman.


1. Dipenjara gara-gara merampas SIM sopir taxi

Peristiwa ini terjadi pada 2007 lalu. Munarman sempat ditahan Polsektro Limo, Depok setelah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus perampasan kunci kontak, SIM dan STNK sopir taksi Blue Bird. Dia disangka melanggar pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan, dan pasal 368 KUHP tentang perampasan, dan UU Darurat nomor 12 tahun 1952 tentang senjata api dan bahan peledak.

Kejadian berawal ketika Munarman mengantar istrinya yang mengalami keguguran pulang dari rumah sakit. Sesampai di Jalan Lereng Indah jalan tembus Cinere dan Pondok Cabe terjadi kecelakaan antara mobil Grand Vitara B 2340 XC miliknya dengan taksi Blue Bird. Saat itu, Munarman mengambil kunci kontak, SIM dan STNK sopir taksi, Paniran (40). Kemudian pihak Paniran melaporkan kasus itu, ke Polsek Limo.

2. Cekik anggotanya di Monas saat FPI membubarkan AKKBB

Paling ramai mungkin kisah Munarman ketika dia bersama anggota FPI lain membubarkan aksi sejumlah orang yang tergabung dalam Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di kawasan Monas pada 1 Juni 2008 lalu.

Waktu itu beberapa orang AKKBB sedang menggelar aksi di Monas menyuarakan kebebasan beragama. Tetapi kemudian mereka didatangi ratusan anggota FPI. Munarman termasuk di antara mereka. Ratusan orang FPI kemudian membubarkan aksi AKKBB.

Dalam peristiwa itu, Munarman sempat tertangkap kamera sedang mencekik seseorang. Foto itu kemudian menyebar ke sejumlah media. Munarman disebut-sebut telah mencekik anggota AKKBB. Namun belakangan tuduhan tidak terbukti karena yang dicekik oleh Jubir FPI itu ternyata anggota FPI sendiri.

3. Dikeroyok preman di Pondok Cabe

Pada 2012 lalu Munarman juga pernah dikeroyok preman di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Penyebabnya, Juru Bicara FPI itu terlibat cekcok dengan beberapa pria di kawasan setempat.
Kisah awal pengeroyokan Munarman berawal ketika dia sedang mengendarai mobil Mitsubishi Pajero di jalanan kawasan setempat. Karena jalanan macet, dia membunyikan klakson.

Merasa tidak suka dengan raungan klakson yang dibunyikan Munarman, beberapa orang yang tidak dikenal tersebut kemudian menegur Munarman. Sempat terjadi perang mulut dan tiba-tiba saja Munarman diludahi dan dikeroyok.

4. Yang terbaru siram muka Sosiolog UI Thamrin Amal Tomagola

Munarman menyiram muka Sosiolog UI Thamrin Amal Tomagola dalam acara diskusi Apa Kabar Indonesia Pagi yang ditayangkan tvOne pagi tadi. Sebelum insiden itu, Munarman dan Thamrin sempat berselisih paham. Akhirnya diskusi dengan tema pembatasan jam operasi tempat hiburan malam dihentikan.

"Saya lihat dia (Thamrin) pagi-pagi belum minum teh, haus, ya kita kasih minum. Karena jauh, ya jadinya begitu," kata Munarman dengan santai saat dihubungi merdeka.com, Jumat (28/6).

Munarman mengaku kesal dengan Thamrin karena sosiolog itu memotong-motong pembicaraannya. Setelah insiden itu, diskusi dihentikan. Munarman mengatakan sama sekali tidak minta maaf terhadap Thamrin. Sementara itu, Thamrin awalnya hendak melaporkan Munarman ke polisi namun batal.




Artikel Lain :