Minggu, 02 Juni 2013

Contoh paper morfem:

Latar Belakang

Sebuah karya tulis merupakan hasil kreasi yang memiliki manfaat yang sangat penting bagi para pembacanya. Terlebih lagi apabila didalam tulisan itu sendiri banyak mencantumkan hal-hal yang penting namun banyak orang yang belum mengetahuinua. Salah satunya adalah tulisan-tulisan yang mengandung hal-hal yang bersifat keilmuan. Dari paper yang berjudul “PROSES MORFOLOGI BAHASA ” ini diharapkan nantinya dapat menjadi sebuah pembagian ilmu yang bermafaat bagi yang membacanya. Dimana dalam hal ini seperti yang telah kita ketahui tidak semua orang tahu bahkan mengerti apa itu yang dimaksud dengan proses morfologi dalam bahasa padahal setiap hari kita menggunakan bahasa tersebut. Maka dari itu paper ini dibuat agar kita dapat megetahui sedikit mengenai bahasa kita sendiri, bagaimana sebuah kata bisa terbentuk dan proses-proses apa saja yang terjadi dalam pembentukan sebuah kata pada bahasa indonesia.

Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah yang terkait dengan “Proses Morfologi” dalam bahasa indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan morfologi?
2. Apakah yang dimaksud dengan morfem?
3. Apakah yang dimaksud dengan proses morfologi?
4. Proses apa saja yang ada dalam proses morfologi?

Metode Penulisan

Metode pengumpulan data adalah metode yang dipakai untuk mengumpulkan data secara terperinci baik itu dengan cara membaca dari buku-buku sumber yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan atau melakukan observasi langsung berwawancara dengan narasumber yang dapat dipercaya. Dalam penulisan paper ini metode yang saya gunakan adalah metode membaca dari berbagai sumber informasi yang terdapat di dalam media internet dan buku-buku penunjang lainnya sehingga saya dapat mengangkat topik ini sebagai bahan bahasan.

Pengolahan Data

Metode pengolahan data adalah metode yang digunakan untuk mengolah data yang telah diperoleh dalam penelitian. Disini metode yang kami gunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang dilakukan dengan cara menyusun data dan informasi yang didapat secara sistematis.



Pengertian dari morfologi

Morfologi merupakan suatu bidang ilmu yang mengkaji mengenai seluk beluk kata. Vehaar berpendapat bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian kata secara gramatikal. Begitu pula Kridalaksana yang mengemukakan bahwa morfologi yaitu:
1). Bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya
2). Bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yaitu morfem
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara morfem yang satu dengan morfem yang lainnya untuk membentuk sebuah kata.

Pengenalan Morfem

Morfem adalah bentuk bahasa yang terkecil yang tidak dapat lagi dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, contohnya seperti kata buku jika dibagi menjadi bu dan ku, maka bagian-bagian itu tidak dapat lagi disebut morfem karena tidak mempunyai makna baik itu secara leksikal maupun gramatikal. Demikian juga seperti me- dan –kan tidak dapat kita bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Jadi morfem adalah satuan bahasa yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi dan mempunyai makna gramatikal dan makna leksikal seperti yang telah dijelaskan diatas tadi. Adapun disini dapat dituliskan beberapa contoh morfem yaitu:
• Buku
• Meja
• Kursi
• Sendok
• Tas dll.

Tidak hanya itu morfem juga dapat di bedakan menjadi dua yakni morfem bebas dan morfem terikat.
A). Morfem bebas adalah morfem yang dapat muncul sendiri dengan arti atau dengan fungsi sebagai unsur dari suatu kalimat. Morfem bebas bisa juga disebut morfem dasar, misalnya morfem meja {meja} sudah memiliki arti leksikal merupakan jenis kata benda dan dapat muncul sendiri sebagai unsur suatu kalimat. Dapat dibuat dalam contoh kalimat:
Sebuah pas bunga diletakkan di atas meja
# sebuah pas bunga diletakkan di atas meja#

Seperti yang sudah sempat dijelaskan morfem bebas memiliki dua katagori, yang pertama adalah morfem leksikal (kamus) dipandang sebagai kata-kata yang mengandung isi /pesan yang ingin disampaikan. Contohnya: anak, rumah, sedih, panjang, kuning, pandang, makan, tadi, besok, kemarin dll. Yang kedua adalah morfem gramatikal yang terdiri dari kata tugas yakni sebagai preposisi, konjungsi, interjeksi, dan partikel dapat dicontohkan sebagai berikut: dan, tetapi, ketika, sebab, pada dan sebagainya.

B). Morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki makna. Dengan kata lain morfem terikat juga disebut afiks. Adapun beberapa contoh morfem terikat:
• Beruang, termasuk prefiks yaitu imbuhan pada awal kata
• Gemuruh, termasuk infiks yaitu imbuhan pada tengah-tengah kata
• Cintai, termasuk sufiks yaitu imbuhan pada akhir kata
• Membawakan, memaknai, termasuk konfiks yaitu imbuhan pada awal dan akhir kata/ kombinasi.

Contoh-contoh morfem di atas merupakan morfem terikat secara morfologis, dimana dapat dikatakan seperti itu karena terjadi proses dalam pembentukan morfem terikat tersebut. Dapat sedikit dijelaskan kembali disini dengan membuktikannya pada sebuah kalimat misalnya,
• Sekarang dia berbaju baru
#sekarang diya berbaju baru#

Kemunculannya di dalam kalimat selalu diikat oleh bentuk lain. Sebelum dibubuhkan pada bentuk lain morfem terikat secara morfologis tidak memiliki arti. Artinya baru muncul setelah dibubuhkan pada bentuk lain. Seperti pada kalimat di atas, morfem {ber-} yang memiliki arti ‘menggunakan’ diikat oleh morfem baju {baju} didalam kata berbaju /berbaju/ ‘menggunakan baju’ oleh karena morfem {ber-} diikat morfem {baju} didalam kata yang berkontruksi morfologis yaitu /berbaju/ maka disebut morfem terikat secara morfologis.


Proses Morfologi

Proses morfologi adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lainnya. Kata disebut sebagai bentuk minimal yang bebas (bentuk itu dapat diucapkkan tersendiri) bisa dikatakan dan bisa didahului dan diikuti oleh jeda yang potensial. Jadi proses morfologi dengan kata lain merupakan proses penggabungan morfem menjadi kata. Aadapun proses morfologi meliputi sebagai berikut:
1. Afiksasi
2. Reduplikasi
3. Perubahan intern
4. Suplisi
5. Modifikasi kosong

Namun didalam bahasa indonesia yang proses morfologi yang umum terjadi adalah melalui afiksasi dan reduplikasi, terkait dengan bahasa indonesia yang bersifat aglutinasi.


Afiksasi

Afiksasi adalah penggabungan akar kata atau pokok kata dengan afiks (imbuhan) afiks ada tiga macam yaitu awalan, sisipan dan akhiran. Karena letaknya selalu ada didepan bentuk dasar maka afiks ini disebut awalan. Afiks disebut sisipan apa bila letaknya ada ditengah bentuk dasar, sedangkan disebut akhiran karena letaknya ada dibelakang bentuk dasar. Dalam bahasa indonesia dengan adanya bantuan afiks kita dapat mengetahui katagori kata, diatesis aktif atau pasif akan tetapi tidak diketahui bentuk tunggal atau jamak dan waktu seperti dalam bahasa inggris.
Contohnya;
Hari ini Ana berkemeja merah. Dalam kalimat ini afiks yang digunakan adalah awalan, yakni awalan (ber-) dan kata dasar (kemeja). Termasuk katagori kata yaitu verba (kata kerja) adalah menggunakan (menggunakan kemeja), diatesisnya adalah pasif. Beda halnya dengan kalimat Ayah mencangkul di sawah. Dalam kalimat ini perbedaanya terletak pada diatesisnya yang aktif, karena pada kalimat ini mencangkul merupakan sedang melakukan pekerjaan mencangkul sedangkan pada kata berkemeja tidak melakukan pekerjaan itu hanya memakai saja.

3.1.1 Prefiks (awalan)
(A). Prefiks be(R)-
Awalan be(R)- mempunyai beberapa variasi yaitu dapat menjadi be- dan bel-. Bagaimana perubahan itu dapat terjadi? Perubahan ini dapat terjadi apabila be(R)- bertemu dengan kata yang akan dilekatinya berawalan dengan huruf (r) maka (r) akan luluh menjadi be- saja. Suku kata pertama diakhiri denan er yang didepannya konsonan.
Contohnya:
be(R)- + renang = berenang
be(R) + ternak = beternak
be(R) + ajar = belajar dll.

(B). Prefiks me (N)-
Prefiks me(N)- mempunyai beberapa variasi yaitu, mem-, men-, meny-, meng, menge-, dan me-.
Prefiks me(N)- berubah menjadi mem- jika bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf /b/, /f/, /p/, dan /v/ contohnya:
me(N)- +baca = membaca
me(N)- + pukul = memukul

Prefiks me(N)- berubah menjadi men- apabila bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf /d/, /t/, /j/ dan /c/ contohnya:
me(N)- + data = mendata
me(N)- + tulis = menulis
me(N)- + jadi = menjadi
me(N)- + cari = mencari
Prefiks me(N)- menjadi meny- apabila bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf /s/, contohnya:
me(N)- + sapu = menyapu
me(N)- + surat = menyurat
me(N)- + saring = menyaring

Prefiks me(N)- menjadi meng- apabila bergabung bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf /k/, dan /g/ contohnya:
me(N)- + kupas = mengupas
me(N)- + karang = mengarang
me(N)- + goreng = menggoreng
me(N)- + gaji = menggaji

Prefiks me(N)- menjadi menge- apabila bergabung dengan kata yang terdiri dari satu suku kata contohnya:
me(N)- + lap = mengelap
me(N)- + bom = mengebom
me(N)- + bor = mengebor
me(N)- + bel = mengebel

C. Prefiks pe(R)-
Prefiks pe(R)- merupakan nomilalisasi dari prefiks be(R)- misalnya seperti contoh dibawah ini:
Berawat menjadi perawat
Bekerja menjadi pekerja
Bermain menjadi pemain
Belajar menjadi pelajar
Prefiks pe(R)- memiliki variasi pe- dan pel- , prefiks pe(R)- berubah menjadi pe- jika bergabung dengan kata yang diawali huruf /r/ dan kata yang suku katanya berakhiran /er/ , contohnya:
pe(R)- + rawat = perawat
pe(R)- + kerja = pekerja
pe(N)- + ajar = pelajar


D. Prefiks pe(N)-
Prefikis pe(N)- memiliki variasi, prefiks pe(N)- sejajar dengan prefiks me(N)- . Variasi pe(N)- memiliki variasi pem-, pen-, peny-, peng-, pe-, dan penge-. Prefiks pe(N)- menjadi pem- apa bila brgabung dengan kata yang diawali oleh huruf /t/, /d/, /c/, dan /j/. Contohnya:
pe(N)- + tuduh = penuduh
pe(N)- + dorong = pendorong
pe(N)- + jagal = penjagal
pe(N)- + cari = pencari
Prefiks pe(N)- menjadi pem- apabila bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf /b/ dan /p/, misalnya pembajak dan pemahat. Prefiks pe(N)- menjadi peny- apabila bergabung dengan kata yang diawali dengan huruf /s/ misalnya penyaji, penyuruh, penyama dll. Prefiks pe(N)- menjadi peng- apabila bergabung denagan kata yang diawali dengan huruf /g/ dan /k/ misalnya, pengganggu dan pengkaji. Prefiks pe(N)- menjadi penge- apabila bergabung dengan kata yang terdiri atas satu suku kata misalnya, pengecor, pengebom, pengepel, pengecut. Prefiks pe(N)- menjadi pe- apabila bergabung dengan kata yan diawali oleh huruf /m/, /l/, dan /r/ misalnya pemarah, pelupa, pelamar, pelaku, perasa, perampok, peramal dll.

E. Prefiks te(R)-
Prefiks te(R)- memiliki beberapa variasi yaitu, ter- dan tel- misalnya, terbaca, telunjuk, terambil, terlambat, terlanjur, tertinggi, terendah, terapung dll.



3.1.2 Infiks (sisipan)

Infiks termasuk afiks yang penggunaannya kurang produktif. Infiks dalam bahasa indonesia terdiri dari tiga macam yaitu : -el, -em, dan –er
a) Infiks –el contohnya : geletar
b) Infiks –em contohnya : gemuruh
c) Infiks –er contohnya : seruling

3.1.3 Sufiks (akhiran)

Akhiran dalam bahasa indonesia mendapatkan serapan asing seperti wan, wati, man, adapun akhiran yang asli adalah –an, -kan,-nya dan-i. Dapat diberikan contoh sebagai berikut ini:
a) Sufiks –an contohnya : minuman, ayunan, tulisan, salaman
b) Sufiks –i contohnya : cintai, maknai, pukuli, jumpai, pegangi
c) Sufiks –kan contohnya : datangkan, tawarkan, belikan, sampaikan
d) Sufiks –nya contohnya : misalnya, susahnya, pedihnya, rasanya


3.1.4 Konfiks

Merupakan gabungan afiks yang berupa awalan, dan akhiran yang merupakan satu afiks yang tidak berpisah-pisah. Dalam artian penggabungan ini muncul secara serempak pada morfen dasar dan bersama-sama membentuk satu makna gramatikal pada kata yang dibentuk tersebut.
Dapat dicontohkan seperti dibawah ini:
a) Konfiks pe(R)-an contohnya perkenalan, perbudakan dan perampokan
b) Konfiks pe(N)-an contohnya pencurian, pencucian, dan penjagaan
c) Konfiks ke-an contohnya kesatuan, kedutaan, kejanggalan dan kesepian
d) Konfiks be(R)-an contohnya berciuman, bersamaan dll.


3.2 Reduplikasi

Reduplikasi adalah prosen pengulangan kata dasar baik keseluruhan maupun sebagian saja. Reduplikasi dalam bahasa indonesia dapat dibagi menjadi 4 yaitu:
a) Reduplikasi seluruh
b) Reduplikasi sebagian
c) Reduplikasi perubahan fonem
d) Reduplikasi berimbuhan

Dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

A)Reduplikasi Seluruh

Merupakan perulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak dengan proses afiks. Misalnya seperti:
Orang-orang
Cantik-cantik
Rumah-rumah
Marah-marah dll.
Cumi-cumi bukan merupakan perulangan melainkan bentuk ulang sama halnya seperti lumba-lumba, apa bila hanya cumi saja atau lumba saja maka kata itu tidak akan memiliki makna.
B)Reduplikasi sebagian
Merupakan pengulangan sebagian morfem dasar baik itu bagian awal atau bagian akhirnya.
Contohnya:
Tamu menjadi tetamu
Berapa menjadi beberapa
Sama menjadi sesama

C)Reduplikasi berubah fonem

Merupakan pengulangan dengan perubahan fonem adalah morfem dasar yang diulang mengalami perubahan fonem. Misalnya:
Lauk menjadi lauk-pauk
Gerak menjadi gerak-gerik
Merah menjadi merah marun
Hitam menjadi hitam legam dll.

D)Reduplikasi berimbuhan

Merupakan pengulangan bentuk dasar diulang secara keseluruhan dan mengalami proses afiksasi, afiks yang dibubuhkan bisa berupa prefiks, sufiks atau konfiks.
Contohnya:
Daun = daun-daunan
Kuning = kekuning-kuningan
Tolong = tolong menolong

3.3 Perubahan Intern
3.4 Suplisi

Suplisi merupakan perubahan yang terjadi karena adanya perubahan tense. Oleh karena itu proses ini hanya terjadi pada kata yang mengenal tense seperti dalam bahasa inggris. Dalam bahasa indonesia tidak menggunakan proses ini karena dalam bahasa indonesia tidak mengenal dengan adanya tense. Maka dari itu proses ini merupakan proses morfologis yang menyebabkan adanya bentuk baru yang sama sekali baru.
Dapat dipaparkan dalam contoh sebagai berikut :
Waktu kini waktu lampau
{go} {went}
{hat} {hit}
Tampak sekali perubahan kala lampau yang berbeda sama sekali. Kata {go} misalnya yang menunjukkan waktu ini berubah menjadi {went} yang tidak ada tanda yang sama dengan bentuk lampaunya {went}, sehingga dikatakan proses ini adalah suplisi.

3.5 Modifikasi Kosong



PENUTUP
Dalam pemaparan paper ini telah dijelaskan mengenai morfem, jenis-jenis morfem yaitu ada morfem bebas dan terikat. Selain itu dijelaskan mengenai beberapa proses morfologi yaitu ada afiksasi, reduplikasi, suplisi dan modifikasi kosong. Sudah jelas terlihat bahwa dalam bahasa indonesia hanya menggunakan proses morfologi afiksasi dan reduplikasi secara umumnya.


Contoh paper morfem ; Sekian semoga bermanfaat!




Artikel Lain :