Selasa, 09 Juli 2013

Teman, sadarkah bahwa diantara Anda yang sekarang mungkin sedang membaca artikel ini tanpa di sadari tangannya sedang berusaha mencabut bulu hidung. Hal sepele ini terkadang kita lakukan (terutama laki-laki) baik secara sadar ataupun tidak.

Mencabut bulu hidung, mungkin menurut Anda adalah hal biasa-biasa saja, atau mungkin sudah masuk kedalam rutinitas Anda setiap hari, apalagi kalau bulu hidungnya sudah mulai keluar dan kelihatan.

Karena kita cenderung harus menjaga penampilan, maka bulu hidung adalah salah satu faktor penyebab kita merasa tidak PD (percaya diri), padahal bulu hidung yang keluar dari hidung Anda tidak mungkin panjang lebih dari 1,5 cm, karena Tuhan telah menciptakan bulu hidung ini sesuai dengan takarannya.

Sekarang sebelum saya membahas lebih jauh tentang mencabut bulu hidung, mari kita baca terlebih dahulu fungsi bulu hidung yang Tuhan ciptakan untuk kita.

Teman, pernahkah Anda bersin di tempat yang banyak debu?, itulah fungsi bulu hidung, yaitu penyaring (filter) partikel-partikel kecil (debu) yang masuk kedalam hidung kita, sehingga partikel-partikel ini tidak begitu saja masuk kedalam sistem pernafasan kita yang berakhir di paru-paru dan membuangnya lewat bersin.

Partikel-partikel ini terkadang membawa bakteri, virus dan benda asing yang sangat berbahaya bagi tubuh kita. Namun dengan adanya bulu hidung ini, maka bakteri, virus, dan benda asing tersebut di netralisir dengan adanya membran mukosa di bulu hidung.

Lalu apa yang terjadi apabila kita mencabut bulu hidung?, karena kulit dan membran mukosa berada diantara bulu-bulu hidung, maka ketika kita mencabut bulu hidung tersebut maka ada kulit dan membran mukosa yang sobek sehingga pada akhirnya akan terjadi infeksi dikarenakan fungsi hidung yaitu tempat keluar masuknya udara yang tentu saja terkadang tidak bersih.

Seperti yang dilansir tribunnews.com, bahwa ternyata struktur anatomi hidung di mana terdapat pembuluh darah di area jembatan hidung (nasal bridge) yang langsung menuju otak, dan akan berkumpul dengan berbagai pembuluh darah balik lainnya.

Daerah dari area jembatan hidung (nasal bridge) hingga sudut mulut dinamakan “segitiga kematian” atau “triangle of death” karena infeksi di tempat tersebut dapat langsung menjalar ke otak dan menyebabkan gumpalan di sinus kavernosus. Dengan alasan yang sama, kita sebaiknya menghindari segala bentuk intervensi yang melibatkan area segitiga tersebut, termasuk tindakan mencabut bulu hidung.

Bahkan menurut Dr Roestiniadi Djoko Soemantri SpTHT KL (Dokter spesialis telinga, hidung, tenggorok, dan kepala leher RSU dr Soetomo). Rasa sakit yang terasa ketika hidung terkena infeksi ini tidak akan membuat tidur kita nyenyak (karena sakitnya yang luar biasa). Infeksi di daerah hidung ini nantinya akan membengkak dan menjadi bisul , bisul di dalam hidung tak bisa sembuh sendiri. Jangan coba-coba pula mengobati sendiri bisul tersebut. Pasien disarankan segera berobat ke dokter. ”Biasanya, dokter akan memberikan antibiotik,” jelasnya.

Masih menurut Dr Roestiniadi Djoko Soemantri SpTHT KL yang di lansir dari Batam Pos : Antibiotik diperlukan untuk mencegah pasien mengalami radang otak. Sebab, di area di atas bibir terdapat pembuluh darah yang langsung mengarah ke otak. ”Luka di area tersebut memungkinkan bakteri atau kuman lain masuk ke tubuh dan menyerang otak,” ujarnya

Memang ternyata tanpa kita sadari bahwa dengan mencabut bulu hidung akan berbuntut maut, orang awam seperti kita patut untuk berhati-hati agar tidak mencabut bulu hidung, karena dapat menyebabkan infeksi dan radang otak.

Lalu bagaimana kalau bulu hidung kita kepanjangan? kan malu keliatan. Berikut ini tips dari saya, agar Anda tidak perlu sibuk mencabut bulu hidung.

"Apabila bulu hidung Anda sudah panjang dan Anda malu, tidak perlu mencabut tapi gunting saja menggunakan gunting kecil namun ingat jangan terlalu pendek. Yang penting kan gak kelihatan nongol"

Sumber : Batam Pos





Artikel Lain :