Jumat, 12 Juli 2013

Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, Pemerintah Provinsi Bali masih mempertimbangkan mengenai nama yang akan digunakan untuk jalan tol yang menghubungkan kawasan Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua.
Gubernur Pastika, usai acara audiensi dengan tokoh pemuka Hindu di Denpasar, pada Selasa (28/5/2013), mengatakan:
“Untuk nama (jalan tol) nya kami timbang-timbang dulu, mana yang paling mungkin dan paling sesuai dengan kondisi.”
Dalam acara audiensi yang sama juga terungkap bahwa, sebelum peresmian jalan tol yang rencananya dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2013 oleh Presiden Yudhoyono, akan dilaksanakan Upacara atau ‘Yadnya’ (ritual).
Pemuka agama Hindu Ida Pedanda Gede Putra Bajing saat beraudiensi dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan:
“Dulu mulai membangun dimulai dengan `yadnya` (upacara ritual), maka menjelang selesai, tentunya harus dengan yadnya pula.”
Adapun ritual yang akan dilasanakan sebelum peresmian, antara lain ‘pemelaspasan’, ‘pecaruan’ dan ‘pakelem’.
Pelaksanaan ritual rencananya akan dipusatkan pada sebuah pelinggih (=bangunan pura) yang akan dibangun dan selesai sebelum peresmian. Ida Pedanda Bajing mengatakan:
“Di sana juga akan dibuatkan `pelinggih`.”
Ia menambahkan:
“Pelinggih rencananya akan ditempatkan di sisi barat jalan tol di dekat pintu masuk dari arah Bandara Ngurah Rai. Rencananya di pintu masuk dari barat menghadap ke timur.”
Menurut Ida Pedanda, pembangunan “pelinggih” dan pelaksanaan ritual itu sesuai dengan kepercayaan masyarakat Hindu di Bali. Pedande juga mengaku sudah ditemui oleh pihak PT Jasa Marga Bali Tol untuk menanyakan perlunya pembuatan pelinggih.
Gubernur Pastika mendukung penuh rencana tersebut dan meminta Kepala Biro Kesra dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali untuk membantu kelancaran pelaksanaan upacara tersebut. Katanya:
“Keberadaan pelinggih ini penting bagi kita orang Bali.”
Dengan hampir rampungnya pengerjaan JDP, Gubernur Pastika mengharapkan agar kemacetan dapat diatasi dan memungkinkan menjadi objek wisata.
Upacara Pelaspasan Jalan Tol Bali (10/7)

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan jalan tol Nusa Dua-Ngurah Rai dan Tanjung Benoa merupakan jalan tol kedua setelah Suramadu yang dilengkapi dengan jalur sepeda motor.

Dahlan bercerita, kunjungannya ke Bali kali ini sebenarnya untuk menjadi pembicara dalam pertemuan puncak forum pemimpin redaksi (Pimred) se-Indonesia. Kemarin, mantan Bos PT PLN (Persero) mendapat laporan jalan tol baru di atas laut yang dibangun dan dibiayai secara keroyokan oleh BUMN sudah nyambung. Saat turun dari pesawat di Ngurah Rai, Dahlan langsung meninjau jalan tol sepanjang 12 kilometer itu.

"Kebetulan acara forum Pimred diadakan di Nusa Dua, di gedung milik Kompas, sehingga dari bandara ke Nusa Dua saya bisa lewat tol yang baru nyambung itu. Ternyata benar-benar sudah nyambung. Bahkan sudah diaspal," jelas dia.

Dahlan menjelaskan, pengaspalan tol senilai Rp 2,4 triliun itu memang berlangsung simultan sehingga bagian akhir yang baru tersambung bisa langsung cepat diaspal. Sepanjang perjalanan di tol atas laut itu, Dahlan melihat gerbang-gerbang pintu tol sedang dibangun, baik di sisi Ngurah Rai maupun dari sisi Nusa Dua.

"Demikian juga tiang-tiang lampu di tengah jalan sedang dikerjakan. Sebagian sudah tegak berdiri, sebagian lagi sedang disiapkan," ungkapnya.

Begitupun dengan jalur khusus sepeda motor di sayap kiri dan kanan jalan tol itu juga sudah jadi dan sudah diaspal. Menurut dia, jalan tol ini merupakan jalan tol kedua setelah Suramadu yang dilengkapi dengan jalur sepeda motor.

Tol Nusa Dua-Ngurah Rai dan Tanjung Benoa digarap oleh PT Jasamarga Bali Tol, dengan susunan kepemilikannya meliputi PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 60%, PT Pelindo III (Persero) sebesar 20%, PT Angkasa Pura I (Persero) sebesar 10%, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar 5%, PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar 2%, PT Hutama Karya (Persero) Tbk sebesar 2%, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) sebesar 1%.

Saat ini kontruksi jalan tol atas laut pertama di Indonesia sudah mencapai 98% dan ditargetkan selesai bulan ini. Setelah proyek senilai Rp 2,4 triliun itu rampung, akan ada uji kelayakan operasi yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan dan Kepolisian selama satu bulan.

Rencananya uji kelayakan operasi ditargetkan selesai akhir Juli. Setelah itu, langsung uji coba sambil menunggu peresmian dan keputusan menteri.
Jasa Marga menargetkan jalan tol itu sudah beroperasi sebelum September agar bisa digunakan saat pertemuan APEC pada Oktober 2013, di Nusa Dua Bali.




Artikel Lain :

1 komentar:

  1. namanya jembatan situbanda, karena berada di atas laut dan dikerjakan dengan cepat seperti jembatan situbanda pada jaman Ramayana ...

    BalasHapus