Minggu, 14 Juli 2013

Jimmi Muliku alias Jhon Weku (33) mengaku tidak pernah melakukan seks menyimpang selama menyetubuhi wanita-wanita panggilan yang jadi korbannya. Tapi, Jhon sempat memfoto dan merekam video salah satu korbannya dalam keadaan telanjang.

"Ada satu korban yang sempat saya foto dan rekam video pas lagi telanjang. Itu korban yang di Hotel Grand Aquila, Bandung," kata Jhon kepada detikcom, Rabu (10/7/2013).

Dikatakan Jhon, korban tersebut difoto dalam keadaan telanjang dan tangannya terikat borgol. Jhon juga mengabadikan korban dalam keadaan telanjang itu lewat rekaman video.

"Itu saya lakukan untuk mengancam korban saja. Tidak saya sebarkan," kata Jhon.

Di Hotel Grand Aquila, Bandung, Jhon mengambil sejumlah barang berharga milik seorang mahasiswi yang 'nyambi' jadi wanita panggilan, yakni 1 unit BlackBerry Q10, satu unit iPhone 5, 1 unit BlackBerry Dakota, uang 700 HKD dan 10 ribu Dollar Singapura.

Tidak hanya itu, Jhon juga mengambil uang korban senilai Rp 10 juta via M-Banking, Rp 40 juta ditransfer dari rekening korban ke rekening DS (pacar Jhon) dan Rp 20 juta ke rekening Jhon Weko serta Rp 10 juta ditarik tunai. Ia juga mengambil 1 untai kalung emas putih, 1 cincin emas putih, 1 buah jam tangan dan 1 STNK Honda Jazz milik korban.

"Saya dapat uang paling banyak dari korban yang ini," kata Jhon.

Secara terpisah, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan mengatakan, pihaknya akan mendalami lagi motif Jhon melakukan perampokan dengan modus meniduri wanita panggilan ini.

"Nanti kita dalami lagi, apakah motifnya hanya uang atau ada yang lainnya," kata Herry.

Sementara saat ditanya kemungkinan Jhon memiliki kelainan seksual, Herry mengatakan, "Mungkin dia ada kelainan, soal masalah seksnya," tutupnya

Pengungkapan kasus perampokan terhadap wanita panggilan berduit membuat geger. Jhon Weku (33), pelaku tunggal kasus itu, kini meringkuk di tahanan.

Sepak terjang Jimmy Muliku alias Jhon Weku berakhir setelah dia dibekuk tim Jatanras Polda Metro Jaya. Catatan kepolisian, sedikitnya Jhon telah merampok lebih dari 16 wanita. Korban perampokannya adalah para pelacur bertarif Rp 5-15 juta.

Selama tahun 2013, polisi mencatat Jhon telah melakukan aksinya di 9 hotel berbeda di berbagai wilayah. Uang haram yang didapat dari hasil kejahatannya disebut mencapai miliaran rupiah.

Sosok pria gempal yang gemar tampil borjuis ini juga ternyata cukup dikenal di daerah asalnya Manado. Setelah ditangkap polisi, sosoknya bisa ditelaah lebih jauh. Berikut enam fakta seputar Jhon Weku berdasarkan hasil wawancara dan keterangan polisi:

1. Berasal dari Keluarga Ningrat
Perjalanan hidup Jhon Weku penuh lika-liku. Lahir dari keturunan keluarga ningrat, namun hidupnya melarat. Jhon beralasan, kekayaan sang kakek rupanya tidak diwariskan kepada orangtuanya lantaran memiliki prinsip hidup yang berseberangan.

Alasan pribadi ini pula yang melatarbelakangi Jhon melakukan kejahatan perampokan. Ia ingin kaya dengan cepat, namun tanpa harus mengeluarkan keringat.

Jhon lahir di Manado pada tanggal 2 Juni 1980 silam. Kedua orangtuanya adalah pendeta di Gereja Pantekosta.

Dikisahkan Jhon, kakeknya yang kaya itu menghambur-hamburkan uangnya untuk wanita simpanan. Hal ini lantas membuat ayah Jhon gerah, hingga menegur sang kakek.

Saat itu, Jhon masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas 3. Enam tahun sekolah di Manado dan terpisah dari orangtua, Jhon harus menerima kenyataan pahit ketika kembali ke Gorontalo.

"Selidik punya selidik, Opa malah bunuh bapak saya. Tetapi opa tidak pernah dipenjara. Dari situ, warisan-warisan ke bapak saya tidak ada satu pun," kenang Jhon.

Pengalaman itu, membuatnya bertekad untuk menjadi orang kaya. "Di situ saya berpikir harus bisa jadi orang banyak duit agar bisa bahagiakan mama saya. Dari situ punya inisiatif, cara apa pun harus bahagiakan ortu saya," jelas Jhon.

Sekitar tahun 2001, Jhon lalu merantau ke Surabaya. Ia lalu tinggal di keluarganya di Surabaya, yang rata-rata adalah pendeta. Tahun 2008, ia kemudian ke Batu Licin, Kalimantan.

"Ketemu perempuan muslim, lalu pacaran sama dia dan dia hamil. Saya tidak menikahi dia karena ortunya nggak setuju karena saya kristen," kata dia.

Ia kemudian melanjutkan hidupnya. Sekitar tahun 2009, Jhon muda pergi ke Bontang. Di Bontang, ia kemudian main musik di gereja-gereja. Hingga 2010 akhir, ia kembali ke Surabaya.

"Lalu akhir 2010 baru ke Jakarta, kos di Cempaka Mas. Di situ saya punya pemikiran bagaimana saya harus bisa dapat duit," kata Khon.

Suatu hari, ia membaca koran Ibu Kota. Ia lalu tertarik dengan sebuah iklan cewek panggilan. Jhon lalu timbul niat untuk merampok cewek panggilannya. Modusnya, dengan meniduri cewek panggilan itu lebih dulu.

"Terpikir di benakku bahwa wanita malam punya banyak duit," tutur Jhon.

2. Bersenjatakan Pisau, Borgol, dan Lakban

Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Begitu kiranya pepatah yang menggambarkan aksi kejahatan Jhon Weku (33). Jhon tidak hanya menggasak harta benda korban, tetapi juga menikmati kemolekan tubuh para wanita panggilan yang merupakan korbannya.

"Modusnya yakni dengan mengajak kencan melalui mucikari, kemudian korbannya dilakban, ditodong pisau dan setelah itu diambil barang-barangnya," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/7/2013).

"Selama saya melakukan ini, saya tidak pernah menganiaya korban-korban saya, saya tidak pernah memukul juga. Paling hanya mengancam dan mengikat korban dengan lakban," jelas Jhon.

Sasaran Jhon adalah wanita-wanita panggilan kelas atas mulai dari ayam kampus hingga model-model profesional. Menurut Jhon, wanita-wanita panggilan kelas atas (high class) memiliki banyak uang dan harta yang bisa dia rampas.

Berlaga borjuis dengan memakai kalung emas 300 gram, Jhon mulai mencari mangsanya melalui mami-mami pemandu karaoke. Kepada mami, Jhon meminta disediakan wanita panggilan yang berkelas. Soal tarif, tidak jadi masalah.

"Kalau yang high class itu biasanya Rp 5-15 juta semalam. Katanya suka dipakai pejabat-pejabat," ujar Jhon.

Setelah bersepakat dengan mami mengenai tarif booking, Jhon akan menyiapkan kamar hotel berbintang. Agar meyakinkan korbannya, Jhon menyewa kamar suite yang memiliki ruang tamu di dalamnya.

"Saya yang check in dan menggunakan uang saya," ujar Jhon.

Setelah janjian, Jhon akan mengajak PSK tersebut ke dalam kamar hotel. Biasanya, Jhon mengajak 2 wanita PSK sekaligus.

Setelah berada di dalam kamar, Jhon lalu mengencani salah satu korbannya, sementara korban lainnya disuruh menunggu di ruang tamu.

Setelah memuaskan nafsunya, Jhon lalu memborgol korban dan mengikat kaki serta tangan korban dalam keadaan masih telanjang. Ia lantas menodongkan pisau lipat ke korban dan mengancam korban untuk segera menyerahkan barang-barang berharga milik korban.

"Setelah itu saya keluar dari dalam kamar hotel dan setelah di luar, baru saya telepon resepsionis dan meminta resepsionis untuk merapikan kamar," ujar Jhon.

Di Yogyakarta, Jhon pernah dikenalkan dengan ayam kampus oleh seorang mami. Untuk 'memakan' mangsanya, Jhon mengeluarkan uang Rp1 juta.

"Saya pancing mereka ke Hotel Ibis, saya siapkan borgol, lakban. Pertama mahasiswi high class bawa BB Z10. Setelah itu saya pakai dia," kata dia.

Jhon rupanya kurang puas. Ia lalu meminta mami untuk kembali menyiapkan 2 orang perempuan. Permintaan Jhon dipenuhi, lantas dua orang perempuan tadi dimasukkan ke kamar Hotel Ibis, di lantai atas.

"Lalu saya telepon maminya sambil maminya menuju ke kamar itu, saya bawa 2 ke bawah, lalu saya kumpulkan lalu saya ancam, borgol, pisau lipat kayak tentara itu. Bawa 4 borgol," kata dia.

Setelah semua terkumpul, sang mami mendatanginya ke kamar hotel itu. Ia pun memborgol sang mami di kamar hotel tersebut, lalu mengambil barang-barang berharga milik 4 korban sekaligus.

"Dari Yogya, saya baru ke Jakarta lagi, dan selama di Jakarta, saya tinggal di hotel," tutup Jhon.

3. Merampok 16 Kali di 9 Hotel

Jimmi Muliku alias Jhon Weku alias Aldi alias Vernando alias Nando, setidaknya telah melakukan aksi perampokan terhadap wanita panggilan high class di 9 hotel berbintang selama Januari hingga Juni 2013.

"Biar mami langganannya percaya, dia sewa kamar hotel suite room," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Slamet Riyanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (9/8/2013).

Catatan kepolisian, Jhon telah melancarkan aksinya di 9 hotel di wilayah Jakarta, Bogor, Bandung dan Jogjakarta. Di hotel-hotel tersebut, Jhon setidaknya memperdaya 2 orang wanita panggilan atau lebih. Jhon sendiri mengaku telah melakukan aksi perampokan dengan sasaran wanita panggilan ini selama 16 kali sejak tahun 2010 lalu.

Di Hotel Harris, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada tanggal 14 Juni 2013 lalu, Jhon menyekap dan merampok 2 wanita panggilan sekaligus. Kedua korban tercatat sebagai mahasiswi di universitas swasta di Bandung, Jawa Barat.

Dari dua korban ini, Jhon berhasil mendapatkan uang Rp 10 juta, 2 unit BlackBerry Porsche, 1 buah iPhone 5, 1 unit BlackBerry Z10, 7 ribu HKD, 700 Singapore Dollar, 1 buah cincin, 2 jam tan merek Guess dan uang tunai Rp 4 juta hasil tarik tunai dari ATM BCA korban.

Kemudian, di Hotel Ciputra, Grogol, Jakarta Barat, Jhon juga memperdaya 2 wanita panggilan yang juga berprofesi sebagai model majalah pria dewasa. Dari keduanya, Jhon mengantongi 2 unit BlackBerry Porsche, 2 unit iPhone 5, 1 BlackBerry Z10, 1 unit jam tangan merek Guess dan 2 buah cincin.

"Seorang perempuan pemandu karaoke, dikerjai Jhon di Hotel Trinity, Harmoni," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.

Di hotel itu, kata Herry, korban mengambil 1 unit BlackBerry Dakota, 1 untai kalung emas putih dan 1 unit handphone merek Samsung AC II.

Selanjutnya, di Hotel Le Grandeur, Mangga Dua, Jakarta Utara, Jhon mengambil 1 unit BlackBerry Q10, 1 unit handphone Samsung S III dan uang tunai Rp 1 juta dari 2 wanita panggilan.

Berlanjut ke Hotel Novotel, Jl Gadjah Mada, Jakarta Pusat, seorang terapis berhasil diperdaya. Satu unit BlackBerry Porsche milik korban diambil Jhon.

Di Hotel Grand Aquila, Bandung, Jhon mengambil sejumlah barang berharga milik seorang mahasiswi yang 'nyambi' jadi wanita panggilan, yakni 1 unit BlackBerry Q10, satu unit iPhone 5, 1 unit BlackBerry Dakota, uang 700 HKD dan 10 ribu dollar Singapura.

Tidak hanya itu, Jhon juga mengambil uang korban senilai Rp 10 juta via M-Banking, Rp 40 juta ditransfer dari rekening korban ke rekening DS (pacar Jhon) dan Rp 20 juta ke rekening Jhon Weku serta Rp 10 juta ditarik tunai. Ia juga mengambil 1 untai kalung emas putih, 1 cincin emas putih, 1 buah jam tangan dan 1 STNK Honda Jazz milik korban.

Ia juga mengambil 5 unit BlackBerry, 2 kalung perak dan 2 jam tangan merek Guess milik 3 wanita panggilan yang dia kencani di Hotel Pangrango 2, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Di Hotel Ibis, Malioboro, Yogya, Jhon merampas sejumlah BlackBerry dan tablet serta uang tunai total Rp 12 juta dari 3 wanita panggilan, sekaligus seorang mami.

Terakhir, Jhon melakukan aksinya di Hotel Grand Mercure, Jl Gadjah Mada, Jakarta Pusat pada Sabtu (7/7) lalu terhadap 2 wanita yang bekerja sebagai model majalah pria dewasa. Namun, ia tidak berhasil karena polisi keburu menggerebeknya.

"Total handphone yang ia ambil ada 27 unit, rata-rata BlackBerry, kemudian uang 700 dollar Hongkong, 10.700 dollar Singapura, 700 USD, Rp 112 juta, 6 buah jam tangan, 5 untai kalung dan 5 buah cincin," tutup Herry.

4. Pernah Dipenjara

Jimmy Muliku alias John Weku (33), bukan sekali ini tertangkap polisi lantaran merampok wanita-wanita panggilan yang ia kencani. Jhon rupanya pernah dipenjara pada tahun 2011 lalu atas kasus yang sama.

Jhon bercerita, 29 Desember 2011 lalu, ia pernah ditangkap aparat Polres Jakarta Barat.

"Saya ditangkap di Citraland, Jakarta Barat, setelah mengencani cewek kampus, model juga," kenang John kepada wartawan.

Kala itu, Jhon dilaporkan seorang korbannya karena telah menyekap dan merampok korban di sebuah hotel berbintang di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Jhon lalu divonis 2 tahun penjara atas perbuatannya itu.

"Waktu itu, saya sudah melakukan 8 kali kasus yang serupa," ujar Jhon.

Jhon lalu mendapat Pembebasan Bersyarat (PB), hingga ia hanya menghabiskan 1 tahun 8 bulan penjara di Rutan Salemba karena kelakuannya dianggap baik. Selama di Rutan, Jhon tidak disel bersama napi lain, melainkan tinggal di gereja dan menjadi pelayan gereja.

"Di Rutan Salemba tinggal di gereja, tidak di blok. Saya main musik di gereja," kata Jhon.

5. Punya Pacar Seorang Sopir TransJ

Jimmi Muliku alias Jhon Weku (33) tidak hanya berhasil memperdaya wanita panggilan (PSK) high class. Bahkan seorang wanita yang berprofesi sebagai sopir bus TranJ pun ia kadali.

"Jadi, dia (John) kalau mau transfer uang hasil kejahatan itu melalui rekening perempuan berinisial DS. Dia ini sopir busway," kata Kasubdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Selasa (9/8/2013).

Herry mengungkapkan, DS tidak terlibat dalam aksi kejahatan tersebut. Jhon Weku adalah pelaku tunggal dalam kejahatan perampokan yang disertai penyekapan itu.

"DS ini hanya dipakai rekeningnya untuk menampung transferan uang dari rekening korban, setelah itu ditransfer ke rekening Jhon," ujar Herry.

Jhon mengaku kenal dengan DS ketika dia ditahan di Rutan Salemba. Saat itu DS tengah membesuk temannya yang juga ditahan di Rutan Salemba.

"Saya pacaran sama DS. DS tinggal di Mampang," kata Jhon.

sumber : detik.news




Artikel Lain :