Minggu, 28 Juli 2013

Tari Berkelompok merupakan tari yang ditarikan oleh sekelompok orang .
Berikut beberapa contohnya :

Tari puspawresti

Tari ini memadukan pola-pola gerak beberapa tarian upacara seperti Gabor, Rejang dan Baris Gede ini merupakan tari penyambutan (puspa=: bunga, wresthi=: hujan) yang ditarikan oleh sekelompok penari pria dan wanita. Para penari wanita membawa bokor berisikan bunga yang berwarna-warni yang dikawal oleh penari pria yang membawa tombak.
Tarian ini menggambarkan sekelompok muda-mudi yang dengan penuh rasa hormat dan ramah tamah menyambut kedatangan para tamu yang berkunjung ke desa mereka.
Tarian ini merupakan ciptaan bersama dari I Wayan Dibia (penata tari) dengan I Nyoman Windha (penata karawitan) pada tahun 1981.

TARI PUSPANJALI
PUSPA BERARTI BUNGA DAN ANJALI MENGANDUNG ARTI MENGHORMAT.
TARIAN INI MELUKISKAN PARA WANITA YANG MENYAMBUT PARA TAMU DENGAN PENUH RASA HORMAT.
KARYA DARI N.L.N. SWASTHI WIJAYA BANDEM ( PENATA TARI ) DAN I NYOMAN WINDHA ( PENATA TABUH PENGIRING ) PADA TAHUN 1989.
SEIRING PERKEMBANGAN JAMAN, TARI PUSPANJALI SERING DITAMPILKAN PADA ACARA-ACARA RESMI UNTUK MENYAMBUT TAMU-TAMU PENTING.

Tari Panyembrahma
Dipentaskan oleh penari - penari wanita secara berkelompok. Dirancang sedemikian rupa baik Lirik mata, senyum, keceriaan dari setiap gadis yang membawakan tarian ini sehingga seirama dengan musik, atau gamelan, hentakan kaki, gemulai tangan, kelembutan jari jemari, gerakan tubuh serta goyangan pinggulnya membuat nilai tambah dari keramahan dibandingkan dengan tarian Bali lainnya dalam hal penyambutan. Di Bali, selain digunakan sebagai tari penyambutan, tari ini juga sering dipentaskan dalam upacara agama hindu di pura sebagai tari pelengkap persembahan sebelum tarisanghyang atau rejang. Gamelan yang digunakan dalam tarian ini adalah gong kebyar dan dalam pentas menggunakan pakaian adat Bali. Tari Panyembrahma bermakna penyambutan, dimana hal tersebut terangkum pada gerak tari ini yang melukiskan keramahan serta penghormatan. Serpih-serpih kembang yang ditaburkan ke hadapan para tamu adalah ungkapan selamat datang. Tari ini tercipta awal tahun tujuh puluhan oleh seniman I Nyoman Kaler (Alm).

Tari sekar jagat
tarian ini merupakan garapan kelompok yang ditarikan sejumlah penari putri (biasanya antara 5 sampai 7 orang) yang masing-masing membawa canangsari. Tarian penyambutan ini menggambarkan kegembiraan para penari dalam menyambut para tamu yang hadir. Kegembiraan ini diungkapkan melalui keindahan gerak. Tarian ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (yang juga sebagai penata busananya) pada tahun 1993 dalam rangka pembukaan Pameran Wastra Bali di Jakarta. Penata iringannya adalah I Nyoman Windha. Tarian ini diilhami oleh tarian upacara, Rejang dan Pendet dari daerah Asak (Karangasem).

Tari belibis
Mengisahkan Prabu Angling Dharma yang dikutuk istrinya menjadi seekor burung belibis. Dalam pengembaraannya, ia bertemu dengan sekawanan burung belibis, namun ia tidak diterima dalam kelompok itu karena bisa berbicara seperti manusia. Gerak tari ini menunjukkan penampilan yang menarik dan harmonis dengan gamelan yang mengiringinya. Ditambahkan pula, Tari Belibis dalam Babad Bali bahwa tari ini dibawakan oleh 7 orang penari wanita, tari belibis diciptakan pada tahun 1984 oleh N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem sebagai koreografer dan I Nyoman Windha sebagai komposernya.

Tari Tenun
diciptakan oleh I Nyoman Ridet dan I Wayan Likes tahun 1957.
Tari Tani ini adalah karya I Wayan Beratha pada tahun 1957 yang menggambarkan kegiatan sekelompok masyarakat tani. Tahap kegiatan bertani yang mereka lakukan mulai dari mengolah tanah, menanam benih, sampai dengan merawat padinya, mengusir burung-burung, sampai dengan mengetam padi. Tari ini ditarikan oleh beberapa penari pria dan wanita.

Tari Tani
ini adalah karya I Wayan Beratha pada tahun 1957 yang menggambarkan kegiatan sekelompok masyarakat tani. Tahap kegiatan bertani yang mereka lakukan mulai dari mengolah tanah, menanam benih, sampai dengan merawat padinya, mengusir burung-burung, sampai dengan mengetam padi. Tari ini ditarikan oleh beberapa penari pria dan wanita.

Tari Gabor
diciptakan oleh I Gusti Raka (dari Saba) seorang dosen ASTI Denpasar pada tahun 1969. Tarian yang sejenis kemudian digubah oleh I Wayan Beratha guru SMKI Denpasar pada tahun 1970. Pada tahun 1972 I Wayan Beratha menciptakan tarian yang sejenis yang dinamakan tari Panyembrama

Tari Manukrawa
diciptakan pada tahun 1981 oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha (komposer). Sebelum menjadi sebuah tari lepas, tari Manukrawa merupakan bagian dari sendratari Mahabharata “Bale Gala-Gala” karya tim sendratari Ramayana/ Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980.





Artikel Lain :