Senin, 29 Juli 2013

Tanpa kita sadari atau mungkin kita menyadarinya, sebetulnya negara kita sangat berpotensi menjadi negara maju, bahkan negara adikuasa. Bung Karno pun menyadari hal itu, maka ia pun membangun politik mercusuar. Politik tersebut merupakan perwujudan cita-cita Bung Karno untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang maju dan menjadi mercusuar/patokan arah bangsa bangsa di dunia. Dan impian Bung Karno sebenarnya sangat realistis. Tapi United States of America dan sekutunya seperti Inggris melihat bahayanya Indonesia bila menjadi negara maju, maka mereka pun menjatuhkan Bung Karno melalui jasa Soeharto dan Kamaruzaman lewat G30S. Dan sampai sekarang USA dan para negara maju lainnya sangat tidak ingin melihat Indonesia maju. mengapa?

1. Indonesia Memiliki SDM yang Luar Biasa Cerdas dan Jumlah SDM yang Sangat Banyak!
Contoh konkretnya bisa kita lihat bahwa Indonesia selalu menjadi juara umum olimpiade fisika international. Dan selalu mendapat medali di olimpiade matematika, kimia, dan biologi. Banyak lagi manusia-manusia cerdas di Indonesia, penemu planet baru di Jerman gue lupa nama planetnya, berasal dari Indonesia, penemu pondasi cakar ayam, Doktor ekonomi termuda di Amerika Serikat, Soemitro Djojohadikoesoemo, dan banyak lagi. Bayangkan bila manusia manusia super jenius ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh negeri ini?
Ditambah lagi negara kita tidak kekurangan SDA seperti Prancis, sehingga bila kita berani melangkah menandingi industri negara maju, kita bisa menciptakan suatu industri raksasa yang tidak kekurangan tenaga kerja!

2. SDA Indonesia Sangat Lengkap
Kita semua tahu SDA kita sangat lengkap, dan negara-negara industri nan maju itu sangat membutuhkan pasokan SDA kita untuk keperluan industri mereka. Bayangkan bila kita jadi negara industri, tentu SDA kita akan terfokus untuk industri kita. Lantas SDA yang dikirim ke luar negeri berkurang, otomatis negara-negara industri maju akan kekurangan bahan industri mereka, yang beresiko industri kita semakin kuat dan industri mereka menurun bahkan collapse.

3. Pasar Indonesia Sangat Luas
Ada lebih dari 200 juta penduduk Indonesia dan mayoritas rakyat Indonesia tidak bersifat produktif melainkan konsumeristis. Hal ini tidak disia-siakan oleh negara-negara industri maju. Sehingga mereka menjadikan Indonesia pasar empuk untuk memasarkan hasil industri mereka. Kalau kita memiliki industri yang kuat tentu dan rakyatnya mau memakai hasil produksi negeri sendiri tentu saja negara-negara maju tersebut kehilangan pasar yang sangat menguntungkan! Dan tentu saja mereka tak ingin hal ini terjadi.

4. Potensi Militer yang Luar Biasa
Banyaknya penduduk Indonesia menimbulkan potensi jumlah tentara yang besar tentunya, besarnya jumlah tentara tentunya pula memperkuat militer negara tersebut. Ditambah lagi bangsa ini memiliki mental kejeniusan militer. Lihat saja Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang menjadi adikuasa di Asia Tenggara sampai India. Kita juga tahu bahwa dimanapun tentara Mongol berada, pasti daerah tersebut jatuh ke tangan Mongol. Sehingga Mongol menjadi kekaisaran terbesar sepanjang sejarah, dari Mongolia sampai Eropa. Tapi, sejarah mencatat hanya satu daerah di muka bumi ini yang tidak berhasil dikuasai tentara Mongol, yaitu Nusantara, tepatnya Pulau Jawa. Tentara Mongol saat itu berhasil dikalahkan oleh siasat Raden Wijaya. Kita berhasil membuat Belanda dan Inggris kewalahan dalam Perang Mempertahankan Kemerdekaan. Selain itu banyak ahli militer jenius lahir dari Indonesia seperti Gadjah Mada, Diponegoro, Soedirman dengan strategi capit kepitingnya, A.H. Nasution strategi perang gerilya (werkhreise), perlu diketahui buku karangan Nasution tentang perang gerilya sekarang menjadi buku wajib di berbagai akademi militer di seluruh dunia termaksud West Point, USA yang merupakan akademi militer terbaik di dunia.
Belum lagi Pindad mulai menunjukkan taringnya dengan menciptakan senjata dengan range tembak terbaik di dunia.
TNI juga baru saja menjadi juara umum di kejuaraan militer di Australia dan kejuaraan militer se-Asean. Bahkan tentara Inggris, Kanada, dan Selandia Baru kalah.
Dengan kemampuan militer seperti ini, bukannya tidak mungkin kita bisa menjadi negara adikuasa.

Namun negara-negara maju berusaha mencegah kemajuan kita. Dengan memanjakan kita lewat berbagai pinjaman dana, saking kesulitan membayar pinjaman luar negeri yang membengkak, pemerintah sampai harus menggadaikan kompleks Gelora Bung Karno senilai 50 Trilyun. Selain itu negara negara maju berusaha memanjakan mereka dengan hasil industri mereka, meyakinkan bahwa kebutuhan kita sudah terpenuhi oleh barang barang mereka. Sehingga kita menjadi bangsa yang konsumeristis.

Yang kita butuhkan adalah kesadaran kita sebagai suatu bangsa dan satu pimpinan nasional yang kuat dan berani mendobrak kekuatan negara-negara maju dan bermimpi serta bercita-cita besar seperti Bung Karno. Tanpa cita-cita besar, bangsa ini tidak akan menjadi bangsa yang besar

Bukti negara Asing Takut Indonesia Menjadi negara Maju yang terbaru adalah bagaimana delegasi indonesia disadap pembicaraannya di inggris. Anggota Komisi Hubungan Luar Negeri DPR, Nurul Arifin, mengatakan penyadapan yang menimpa delegasi Indonesia dalam pertemuan G20 di London, pada 2009 lalu menandakan posisi Indonesia yang kian dianggap sebagai ancaman di kawasan.


"Negara-negara yang melakukan penyadapan terhadap Indonesia merasa terancam dengan kondisi tanah air," kata politikus Golkar ini, Senin 29 Juli 2013. Menurut dia, kondisi keamanan Indonesia yang relatif damai dan pertumbuhan ekonomi yang lumayan tinggi membuat negara lain khawatir.

"Pergerakan yang kita (Indonesia) capai tentu saja dianggap ancaman bagi negara lain," ucap Nurul ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan. Dia menuturkan, Indonesia yang mulai maju ditambah kekayaan alam yang melimpah membuat para negara-negara tetangga ingin selalu mengganggu Indonesia.

Menurut Nurul, kondisi Indonesia saat ini menjadi ancaman bagi hegemoni Amerika, Australia, Ingris atau negara-negara maju lainnya. Mereka khawatir Indonesia akan lepas dari pengaruh Barat dan semakin dekat dengan Cina. "Apalagi saat ini ada perebutan pengaruh antara Cina dan negara barat," ucap Nurul.

Pemerintah Inggris dilaporkan menyadap telepon delegasi Indonesia saat mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi G20 di London. Informasi penyadapan Indonesia justru dikabarkan dua media di Australia yaitu The Age dan The Sydney Morning Herald yang berada di bawah Fairfax Media. Dalam pemberitaannya, dikabarkan bahwa pemerintah Australia mengambil keuntungan terhadap hasil penyadapan Indonesia oleh agen intelejen Inggris.

Selain SBY, Inggris juga menyadap Perdana Menteri India Manmohan Singh dan Presiden Cina (waktu itu) Hu Jintao.




Artikel Lain :